Booster Sinopharm Bisa Meningkatkan Antibodi Hingga 8,4 Kali Lipat

Kamis, 17 Februari 2022 – 22:32 WIB
Vaksin booster COVID-19. Foto/Ilustrasi: Ricardo/jpnn.com

jpnn.com, JAKARTA - Badan POM telah menerbitkan izin penggunaan darurat (Emergency Use of Authorization/EUA) bagi vaksin Sinopharm, sebagai vaksin booster pada 2 Februari 2022.

Dengan begitu, Sinopharm menjadi vaksin keenam yang direkomendasikan untuk penguat atau booster di Indonesia.

BACA JUGA: Sempat Curhat kepada Ustaz Zacky Mirza, Dorce Gamalama: Gue Orang yang Bersalah di Mata Allah

Vaksin Sinopharm yang dikenal dengan nama SARS-Cov-2 Vaccine (Vero Cell), Inactivated, dan hasil produksi Beijing Bio-Institute Biological, China ini merupakan vaksin booster jenis homolog.

Kepala Badan POM Penny K. Lukito, mengungkapkan, penggunaan booster homolog Sinopharm ini diperuntukkan bagi yang berusia dewasa 18 tahun atau lebih, dan yang telah mendapatkan dosis primer lengkap sekurang-kurangnya 6 bulan.

BACA JUGA: Buka Dialog Terkait Kebijakan JHT, Menaker Ida Berharap Semua Mengerti

“Sesuai persyaratan penggunaan darurat, Badan POM telah melakukan evaluasi terhadap aspek khasiat dan keamanan mengacu pada standar evaluasi vaksin COVID-19 untuk vaksin Sinopharm sebagai dosis booster homolog untuk dewasa 18 tahun ke atas,” ujar Penny beberapa waktu yang lalu.

Selain itu, Penny juga mengatakan, penggunaan vaksin Sinopharm sebagai booster pada umumnya dapat ditolernasi dengan baik.

BACA JUGA: Beda Pandangan dengan Hotman Paris Soal Debitur tak Dapat Dipidanakan, Lucas Bilang Begini

Dari segi frekuensi, tingkat keparahan reaksi sampingan, atau kejadian yang tidak diharapkan (KTD) setelah pemberian booster lebih rendah dibandingkan saat pemberian dosis primer.

Dilihat dari sisi Imunogenisitas, booster Sinopharm bisa meningkatkan respons imun humoral untuk parameter pengukuran antibodi netralisasi dan anti IgG masing-masing sebesar 8,4 kali dan 8 kali lipat.

“Dari aspek Imunogenisitas, peningkatan respons imun humoral untuk parameter pengukuran antibodi netralisasi dan anti IgG masing-masing sebesar 8,4 kali dan 8 kali lipat dibandingkan sebelum pemberian booster. Respons imun setelah pemberian booster ini lebih tinggi dibandingkan respons imun yang dihasilkan pada saat vaksinasi primer,” kata Penny.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler