Boris: Ini Awal Masa Keemasan Inggris

Jumat, 26 Juli 2019 – 15:36 WIB
Kandidat kuat PM Inggris, Boris Johnson. Foto: PA

jpnn.com, LONDON - Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson melalui ujian pertamanya kemarin, Kamis (25/7). Pria 55 tahun itu menjalani sidang pertama sebagai kepala negara. Ujian tersebut adalah rencana konkret mengenai Brexit.

Johnson, tampaknya, tahu bahwa publik menanti rancangan detail tentang proses perceraian Inggris dari Uni Eropa. Tanpa perlu ditanya, pria berambut pirang itu langsung membeberkan jawabannya. ''Ini adalah awal masa keemasan Inggris,'' ujarnya sebagaimana dilansir BBC.

BACA JUGA: Kian Meriah

Kabinet terbaru Inggris, lanjut Johnson, dibentuk khusus untuk mengatasi isu Brexit. Yang menjadi andalannya adalah Michael Gove. Sahabat sekaligus rival lamanya tersebut diberi jabatan sebagai kanselir wilayah Lancaster.

Secara formalitas, jabatan milik Gove sangat remeh. Tugasnya hanya mengawasi aset milik Duke of Lancaster. Namun, peran mantan menteri lingkungan hidup Inggris itu sebenarnya jauh lebih penting.

BACA JUGA: Catat, Brexit Bakal Terjadi 31 Oktober

''Saya tugaskan dia untuk menyiapkan skema penanggulangan no-deal Brexit (tanpa kesepakatan, Red). Itu adalah prioritas dia,'' jelas Johnson kepada The Guardian.

Johnson tidak mau terlalu bergantung kepada Uni Eropa. Dia menuturkan bahwa Brexit dengan kesepakatan tentu lebih baik. Namun, dia tetap memegang prinsip bahwa Inggris tidak boleh menjadi anggota Uni Eropa setelah 31 Oktober.

BACA JUGA: Pub dengan Nama Terpanjang Kembali Buka di Manchester

BACA JUGA: Boris Berkuasa, Pengusaha Inggris Ketakutan

Dia sudah melarang pencalonan komisioner Eropa setelah periode Oktober. Dia telah meminta Menteri Luar Negeri Dominic Raab dan Menteri Perdagangan Internasional Liz Truss untuk mulai menghubungi negara-negara lain. Kalau bisa, Inggris punya koleksi perjanjian dagang dengan banyak negara sebelum November 2019.

Dari dalam negeri, dia meminta dana National Health Service (NHS) segera tersalur. Dia juga mengusulkan pemberian insentif pajak terhadap pelaku industri inovatif. Menurut dia, upaya tersebut bisa membuat Inggris kembali dilirik sebagai negara rekan dagang. ''Selama sisa 98 hari ini, kami akan kebut semua persiapan agar gangguan di Inggris menjadi sekecil-kecilnya,'' ungkapnya.

Meski membuka lebar kemungkinan keluar tanpa perjanjian, Johnson berjanji bahwa tidak ada yang berubah drastis. Berkali-kali dia menegaskan bahwa warga Uni Eropa bisa tinggal dan bekerja di Inggris. Dia juga menjamin perbatasan Republik Irlandia dan Negara Bagian Irlandia Utara tidak dipisahkan tembok.

Hanya, skema backstop yang diusung Theresa May harus dibuang. Menurut Johnson, warisan pendahulunya itu tidak bisa lagi diungkit. Sudah tiga kali skema tersebut diusulkan, tetapi gagal.

Oposisi tidak diam begitu saja. Ketua Partai Buruh Jeremy Corbyn menyambut hari kerja pertama Johnson dengan kritik. Dia menyatakan bahwa semua program dari Partai Konservatif terlalu muluk. Corbyn juga khawatir melihat persahabatan Johnson dengan Presiden AS Donald Trump. Dia takut Johnson menjual lembaga NHS untuk mendapatkan perjanjian dagang dengan AS. (bil/c14/dos)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Boris Berkuasa, Pengusaha Inggris Ketakutan


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler