jpnn.com, SAMARINDA - Borneo FC memastikan tidak menjamu Persib Bandung dalam laga lanjuta Gojek Liga 1 2018 di Stadion Utama Palaran pada Senin, (17/9).
Venue yang pernah menjadi kebanggaan Kaltim ini tak bisa digunakan saat menggelar laga malam, karena pencahayaannya di bawah standar.
BACA JUGA: Mauricio Yakin Bisa Hentikan Striker Tajam Madura United
Sesuai regulasi dari PT Liga Indonesia Baru (LIB), setiap klub wajib bertanding di stadion yang memiliki pencahayaan minimal 800 lux. Hal ini dilakukan sekaligus permintaan pihak televisi yang ingin memberikan tontonan berkualitas.
Vice Chief Marketing Officer Borneo FC Reza Katamsi menuturkan, pihaknya telah mengukur pencahayaan di Stadion Utama Palaran, Jumat (7/9). Hasilnya cukup menyedihkan yakni 585 lux.
BACA JUGA: Jelang Hadapi MU, Mitra Kukar Pengin Lanjutkan Tren Positif
"Banyak lampu yang tidak berfungsi dengan normal. Jadi hanya mampu terang hingga 585 lux," ucap Reza. Pengecekan penerangan di Stadion Utama Palaran hanya dicek oleh pihak Reza. Dia menyebut, sudah mendapat panduan Somad selaku staf PT LIB.
"Pengecekan lux stadion kami sudah paham caranya. Hasilnya di Palaran memang hanya 585 lux. Masih banyak kurangnya," imbuhnya. Upaya manajemen untuk memaksakan laga di Palaran tetap tak bisa. Pasalnya, keringanan untuk bermain di stadion yang memiliki pencahayaan 800 lux tak bisa ditoleransi.
BACA JUGA: Persebaya vs PS Tira: Djanur Enggan Meremehkan
"Komitmen PT LIB minimal 800 lux. Kalau main live di bawah itu pasti ditolak. Kecuali tidak disiarkan atau bermain sore boleh. Tentu kami tetap bisa bermain di Stadion Segiri," paparnya.
Sebagai alternatif, Borneo FC terpaksa harus menjamu Persib di Stadion Batakan, Balikpapan. Hal ini karena Stadion Aji Imbut bakal dipakai Mitra Kukar bertanding di hari yang sama.
"Sesuai regulasi tidak boleh menggelar dua pertandingan di stadion yang sama. Jadi kami pilih Stadion Batakan yang sejauh ini memenuhi standar dari PT LIB," pungkasnya. (*/abi/iza/k16)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PSMS vs PSIS: Tamu Krisis Bek Sayap
Redaktur & Reporter : Budi