jpnn.com, BALI - Bali United sebenarnya bisa bernapas lega setelah menang 1-0 dalam partai hidup mati melawan tuan rumah PSM Makassar di pekan ke-33. Namun, usai Bhayangkara FC mendapat kemenangan walk out atas Mitra Kukar, Bali United harus gigit jari.
Pertandingan kontra PSM begitu menguras emosi dan tenaga. Dua pemain dan dua asisten pelatih harus menjadi korban kerusuhan yang terjadi usai kemenangan Bali United.
BACA JUGA: Bhayangkara FC Disebut Juara Liga Lelucon
Wajar manajemen Bali United marah, kesal, dan geram setelah Komisi Disiplin (Komdis) PSSI mengeluarkan keputusan memberikan kemenangan WO kepada Bhayangkara FC dalam pertandingan melawan Mitra Kukar. Dengan keputusan tersebut, Bhayangkara FC dinyatakan menang 3-0.
Keputusan ini bermula ketika dimainkannya Mohammed Lamine Sissoko oleh Mitra Kukar yang dianggap PT LIB masih mendapat larangan bermain sebanyak dua kali. Mitra Kukar sendiri sudah berupaya melakukan banding.
BACA JUGA: Widodo C Putro: Ada Konspirasi di PSSI
Owner Bali United Pieter Tanuri pun sangat menyayangkan keputusan yang dibuat oleh Komdis PSSI. Menurutnya, keputusan tersebut sangat aneh. “Ini keputusan yang sangat aneh kalau saya bilang. Apalagi ini di tengah persaingan yang ketat. Ada ketidakprofesionalan Komdis PSSI sewaktu mengambil keputusan. PT LIB juga,” kata Pieter, Rabu (8/11).
“Ada oknum PT LIB dan Komdis PSSI yang “bermain” disini kalau menurut saya,” tambah Pieter.
BACA JUGA: Taklukkan Madura United, Bhayangkara FC Juara Liga 1
Arsitek tim Bali United Widodo Cahyono Putro juga kesal. “Kalau menurut saya aneh. Semestinya begini, misalnya apapun yang terjadi seharusnya Mitra Kukar yang mendapatkan sanksi kalau terbukti bersalah," kata Widodo.
Sanksinya adalah pengurangan poin dan bukan penambahan poin untuk Bhayangkara. "Kan aneh gitu loh,” tegas Widodo. (rb/lit/mus/mus/jpr)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tundukkan Borneo FC, Bali United Raih Gelar Peringkat III
Redaktur : Tim Redaksi