jpnn.com, JERMAN - Saat ini berbagai produsen mobil berlomba-lomba menghadirkan kendaraan dengan mesin yang memiliki rendah emisi.
Berbagai strategi mereka lakukan untuk bisa menghadirkan kendaraan ramah lingkungan itu.
BACA JUGA: BMW X3 Dirilis dalam 2 Varian, Harganya Tembus Rp 1 Miliar
Namun, berbeda dengan produsen mewah asal Jerman, yakni BMW.
Dia malah mewanti-wanti agar perusahaannya tidak terlalu mengandalkan strategi kendaraan listrik (EV) yang pasarnya bergantung pada negara-negara tertentu saja.
BACA JUGA: BMW Hadirkan Bengkel Perbaikan Mobil Terlengkap di Indonesia, Bamsoet Bilang Begini
Chief Executive Officer BMW Oliver Zipse mengatakan masih banyak negara yang memerlukan dan menjual mobil bermesin bakar konvensional.
"Kami harus berhati-hati karena pada saat yang sama, Anda meningkatkan ketergantungan pada sangat sedikit negara," kata Zipse dilansir Reuters, Jumat (15/4).
BACA JUGA: Sejumlah Mobil BMW Bermasalah di Transmisi, Apa Saja?
Dia juga menyoroti bahwa pasokan bahan baku baterai sebagian besar masih dikendalikan oleh China.
"Jika seseorang tidak bisa membeli EV karena alasan tertentu tetapi membutuhkan mobil, apakah Anda lebih suka meminta dia untuk terus memakai mobil lamanya? Jika Anda tidak menjual mesin pembakaran lagi, maka orang lain yang akan melakukannya," kata Zipse.
Kendati demikian, Zipse mengatakan pabrikan juga harus berinovasi dengan menciptakan mesin bakar konvensional yang efisien dan lebih ramah lingkungan.
Perusahaan juga perlu menata manajemen bahan baku agar produksi mereka menjadi lebih efisien untuk menekan harga.
Salah satu opsi yang bisa dilakukan adalah dengan menggencarkan program daur ulang.
"Berapa banyak energi yang dibutuhkan dan gunakan, dan sirkularitas itu penting demi alasan lingkungan, juga untuk alasan ekonomi," kata dia. (Ant/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... BMW Seri 2 Gran Coupe, Sedan Rakitan Indonesia Hadir Lebih Sporty, Sebegini Harganya
Redaktur & Reporter : Dedi Sofian