Bos MIND ID Sebut Permintaan Hasil Tambang Indonesia Meningkat 6 Kali Lipat

Sabtu, 26 Agustus 2023 – 22:25 WIB
Bos MIND ID Hendi Prio Santoso mengatakan permintaan hasil tambang dari indonesia mengalami kenaikan hingga enam kali lipat. Foto: dok MIND ID

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso mengatakan permintaan hasil tambang dari indonesia mengalami kenaikan hingga enam kali lipat.

"Pertumbuhan permintaan ini akan terus mengalami peningkatan di waktu mendatang," ucap Hendi.

BACA JUGA: MIND ID & PT Timah Kolaborasi Buat Fishing Ground

Hal itu disampaikan Hendi dalam forum Critical Mineral in Transition Energy di Bali, Jumat (25/8).

Hendi menyebutkan peningkatan permintaan itu karena dalam beberapa tahun terakhir, transisi energi telah menjadi pendorong utama permintaan mineral penting global.

BACA JUGA: Di MIND ID Perempuan Bisa Berkarya di Semua Bidang

Menurut skenario nol emisi bersih IEA, pada 2050 target energi terbarukan adalah memenuhi dua pertiga kebutuhan energi global.

Sebagai konsekuensinya, dibutuhkan enam kali lebih banyak mineral penting pada 2040 dibandingkan kebutuhan saat ini untuk mencapai net-zero pada 2050.

BACA JUGA: Sambut HUT RI, MIND ID lewat Antam Luncurkan Logam Mulia Tari Nusantara

MIND ID terus menggenjot pertumbuhan sektor pertambangan untuk mencapai target Net Zero Emission (NZE) di 2060.

Namun, proyek transisi energi membutuhkan cadangan mineral kritikal untuk bahan baku infrastruktur maupun komponen untuk proyek tersebut.

“Saat ini, Grup MIND ID mengelola beberapa mineral dan material penting yang akan diolah menjadi berbagai produk dalam negeri, seperti emas, nikel, bauksit, aluminium, tembaga, timah, dan batubara. Kami juga sedang melakukan penjajakan untuk mengamankan mineral penting lainnya seperti lithium,” kata Hendi.

Menurutnya, saat ini MIND ID pun melakukan peningkatan eksplorasi dan mengebut proyek hilirisasi. Hal ini dilakukan agar pengolahan cadangan mineral mampu dioptimalkan oleh Indonesia.

Selain itu, MIND ID juga melakukan tata kelola pertambangan yang baik dan sesuai dengan prinsip Good Mining Practices, sehingga pengelolaan cadangan mineral bisa berkelanjutan.

Kekurangan pasokan mineral penting berpotensi meningkatkan harga komoditas, sehingga dapat menghambat pengembangan produk energi ramah lingkungan.

“Saat ini, MIND ID sedang melakukan gerakan eksplorasi yang agresif untuk memperhatikan rasio penggantian cadangan,” ujarnya.

Hendi menegaskan dalam pengelolaan cadangan mineral, MIND ID memastikan rantai pasok energi ramah lingkungan terjaga.

Pola operasional yang ramah lingkungan, bertanggung jawab, dan berkelanjutan pun menjadi salah satu landasan penting bagi MIND ID.

"Kami paham rantai pasokan yang berkelanjutan memainkan peran penting. Oleh karena itu, produk MIND ID telah disertifikasi sebagai pertambangan yang baik dan sesuai dengan prinsip ESG," ungkap Hendi.

Seperti diketahui, MIND ID mendapat tiga amanah dari pemerintah, yakni mengelola sumber daya mineral strategis, melakukan hilirisasi mineral, dan menjadi pemimpin pasar global dengan mengoptimalkan komoditas mineral dan ekspansi bisnis.

Senior Energy Analyst International Energy Agency (IEA) Tae Yoon Kim juga mengatakan permintaan bahan baku mineral kritis memang mengalami pertumbuhan sejak 2021 dan 2022.

Komoditas nikel mengalami pertumbuhan permintaan 16 persen pada 2022 dibandingkan permintaan pada 2021, sedangkan komoditas tembaga naik 22 persen.

“Sejak seluruh negara menyepakati kesepakatan paris dan menggaungkan proyek transisi energi, permintaan komoditas mineral justru mengalami peningkatan. Nikel, kobalt, lithium hingga tembaga merupakan bahan baku utama untuk membuat panel surya, baterai, dan juga manufaktur pembangkit energi bersih,” ujar Yoon Kim.

Tata kelola pertambangan yang berkelanjutan memegang peran penting dalam mendukung rantai pasok ekosistem energi bersih ini. Inovasi teknologi yang dilakukan saat ini juga membutuhkan untuk membuat cadangan mineral ini bisa terkelola dengan baik tanpa harus membuat bumi semakin rusak.

Yoon Kim juga mengakui bahwa transisi energi turut mendorong pertumbuhan sektor pertambangan.

"Sektor pertambangan mineral justru mampu menjadi katalis penggerak ekonomi," pungkas Yoon Kim.(mcr10/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler