jpnn.com, JAKARTA - Komitmen menjunjung tinggi nilai inklusi dan keragaman gender dalam mengelola sumber daya manusia (SDM) terus dipegang oleh MIND ID.
Sebanyak 10 persen karyawan di holding BUMN yang beranggotakan PT Antam Tbk., PT Bukit Asam Tbk., PT Freeport Indonesia, PT Inalum, dan PT Timah Tbk., berisikan perempuan.
BACA JUGA: Sambut HUT RI, MIND ID lewat Antam Luncurkan Logam Mulia Tari Nusantara
Sekretaris Perusahaan MIND ID Heri Yusuf mengatakan dari 10 persen pegawai di Grup MIND ID merupakan wanita dengan 16,22 persen di antaranya menjabat sebagai anggota Dewan Komisaris ataupun direksi Grup MIND ID.
Menurut Heri, di Grup MIND ID, perusahaan memposisikan perempuan dengan nilai 'jangan sampai merasa terbelenggu apalagi terhalangi oleh stigma bahwa sektor industri pertambangan dan logam didominasi oleh laki-laki'.
BACA JUGA: MIND ID Siap Jadi Motor Utama Ekosistem Kendaraan Listrik Indonesia
“Ya itu hanya sebatas identik saja kalau industri pertambangan dan logam dikuasai dan didominasi oleh laki-laki. Grup MIND ID memastikan kesempatan yang sama bagi seluruh karyawan mulai dari rekrutmen, penilaian pekerjaan, promosi jabatan, hingga keputusan remunerasi,” ucapnya.
Heri menegaskan menjadi wanita karier dipandang sebagai hak dan pilihan yang boleh diambil oleh kaum perempuan. Banyak contoh perempuan hebat yang bisa menentukan nasibnya sendiri dengan berkarier di sektor eksternal.
Salah satu perempuan yang menjabat di MIND ID adalah Yoga Amaliasari yang memilih untuk berkarier di sektor eksternal.
Yoga berhasil menduduki jabatan sebagai Manajer Konstruksi Proyek Smelter Manyar oleh Anggota Grup MIND ID, PT Freeport Indonesia (PTFI).
Yoga menjalani pekerjaannya sebagai manajer konstruksi proyek fasilitas pemurnian dan pengolahan konsentrat tembaga kedua milik anggota Grup MIND ID PTFI.
Yoga merupakan salah satu wanita tanggung yang memiliki posisi penting dalam proyek hilirisasi industri pertambangan Grup MIND ID.
Dilahirkan sebagai seorang perempuan tak membuat Yoga putus asa dan merasa terbentur dalam mewujudkan cita-citanya.
Dia menunjukkan kalau dirinya mampu bersaing dan menggapai impian bekerja di sektor industri konstruksi yang notabene didominasi oleh laki-laki. Yoga mampu mendobrak tembok kokoh budaya patriarki yang menganggap perempuan lemah dan selalu berada di bawah ketiak laki-laki.
“Dunia konstruksi menyediakan banyak kesempatan karena banyaknya bidang yang tersedia dan bisa diisi, tinggal keterampilan mana yang sudah dimiliki dan bisa diaplikasikan dalam proyek konstruksi,” ucap Yoga.
Menurutnya, baik laki-laki ataupun perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk meraih cita-citanya. Hak perempuan untuk bisa mandiri sama besarnya dengan hak yang dimiliki laki-laki di era emansipasi wanita.
“Laki-laki atau perempuan bisa mengambil peranan yang sama dan setara termasuk saat berkarier di industri pertambangan,” katanya.
Yoga mengajak para perempuan untuk tidak takut menggantungkan cita-citanya setinggi langit.
“Bekerja yang keras, bekerja yang cerdas tidak takut melangkah, sedikit apapun langkah yang diambil selama tepat akan membawa mendekat kepada cita-citamu meski setinggi langit. Selamat menemukan perananmu,” ujar Yoga.(mcr10/jpnn)
Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Ryana Aryadita Umasugi