jpnn.com - SEBUAH perusahaan jasa keuangan yang berbasis di Selandia Baru benar-benar dirugikan akibat kata ISIS yang kerap disebut di media sebagai gerombolan ekstremis di Timur Tengah.
Pendiri dan pemimpin perusahaan Lisa Hotton mengungkapkan, sejak setahun terakhir dirinya sering menerima ancaman pembunuhan.
BACA JUGA: Singapura Bekukan Dua Rekening Terlibat Skandal 1MDB
Akhirnya kemarin Lisa Hotton memutuskan untuk mengubah nama perusahaan yang sudah banyak memberikan keuntungan selama sekitar sebelas tahun tersebut.
Kepada Daily Mail Australia, Lisa Hotton menceritakan bahwa Isis adalah nama yang dirinya gunakan sejak 2004 dan nama itu mengacu pada dewi kecantikan dan feminitas Mesir yang sangat dikaguminya.
BACA JUGA: Mahasiswi Kedokteran Ini Bius Teman Kencan Lalu Kuras Isi ATM dan Kartu Kredit
”Dewi Isis kali pertama disembah di Mesir kuno sebagai ibu dan istri serta pelindung alam dan sihir. Citra itu sangat sesuai dengan semangat perusahaan kami,” ungkapnya
Karena itu, awalnya dia bersikeras tidak akan mengubah nama perusahaannya tersebut. ”Saya menggunakan nama Isis sejak 2004 dan mereka berbicara kepada saya seolah-olah saya baru saja muncul dengan nama itu,” katanya kesal.
BACA JUGA: Astaga, Bocah Perempuan Ini Lebih Suka Makan Pasir, Plastik dan Makanan Anjing
Namun, perempuan yang telah menggeluti bisnis itu selama 30 tahun mulai agak melunak setelah rekan-rekan dan orang dekatnya mengingatkan dia tentang efek negatif dari nama Isis untuk perkembangan usahanya.
”Saya merasa sedikit sedih bahwa itu akan berakhir seperti ini, tetapi saya kira itu adalah cara untuk memulai sesuatu yang baru,” katanya. (smh/c10/kim)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dokter Berusia 71 Tahun Ini Divonis 10 Bulan Penjara karena Raba Payudara Pasien
Redaktur : Tim Redaksi