jpnn.com, BATAM - Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Batam Rudi Syakiarti mengatakan baru menginstrusikan kepada pihak manajemen PT Nagano Drilube Indonesia untuk segera mengurus pencairan dana BPJS Ketenagakerjaan.
Hal tersebut merupakan langkah awal untuk membantu puluhan karyawan PT Nagano yang ditinggal kabur oleh bos perusahaannya.
BACA JUGA: Presdir PT Nagano Kabur, Karyawan Amankan Aset Perusahaan
"Baru itu saja, tapi kami tetap mengusahakan hak-hak karyawan ini dibayar perusahaan," kata Rudi saat ditemui, Rabu (12/9).
Dia mengatakan belum lama ini, pihaknya sudah menggelar rapat bersama karyawan, serikat pekerja, dan Batamindo untuk mencari solusi terkait nasib 54 karyawan tersebut.
BACA JUGA: PT Nagano Tutup, Nasib Puluhan Karyawan Belum Jelas
Baca: Presdir PT Nagano Kabur, Karyawan Amankan Aset Perusahaan
Rudi mengaku jika dihitung pesangon karyawan memang cukup tinggi, sebab pekerja di PT Nagano rata-rata sudah bekerja di atas 10 tahun.
BACA JUGA: Oalah, Disnaker Akui Tak Punya Data Soal Ketersediaan Lowongan Kerja
"Memang cukup tinggi. Untuk melunasi gaji karyawan selama satu bulan saja membutuhkan biaya kurang lebih Rp 292 juta," katanya.
Terkait kejelasan status apakah perusahaan Nagano akan ditutup, Baik Disnaker maupun Manajamen perusahaan belum mendapatkan informasi yang pasti. Pihak Manajemen masih bernegosiasi dengan induk perusahaan Nagano yang ada di Jepang.
"Komunikasi tetap jalan, saya harap satu atau dua hari ke depan keputusannya sudah ada," sebutnya.
Disinggung apakah perusahaan yang sudah berdiri selama 22 tahun tersebut tutup, Rudi mengaku kemungkinan akan ditutup, sebab perusahaan sudah di berhenti total sejak Rabu (5/9).
Baca: PT Nagano Tutup, Nasib Puluhan Karyawan Belum Jelas
Lampu dan listrik juga sudah dipadamkan pihak Batamindo, lantaran sudah menunggak bayaran.
"Saran saya, jika manajemem perusahaan mencium gelagat perusahan seperti gajian telat, dan lainnya, langsung saja lapor ke Disnaker, kita akan sama-sama mencarikan solusi. Agar tak sampai mengalami seperti PT Nagano," tuturnya.
Sementara ditanya perusahaan yang hengkang tahun 2018, Rudi mengaku tidak memegang data tersebut. "Datanya sama Disnaker Provinsi. Saya tak pegang," katanya.(eja/rng/une/gas)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Perekonomian Batam Semakin Sulit, 34 Perusahaan Tutup dalam 5 Bulan
Redaktur & Reporter : Budi