PANGANDARAN - Ali bin Warji (45), pemilik Ali Beach Restoran di Dusun Karasari Desa Pananjung Pangandaran tewas ditusuk Dik alias Kiki (21), karyawannya menggunakan pisau dapur, Minggu (9/2) sekitar pukul 05.30.
Pria lajang asal Indramayu itu menghembuskan nafas terakhir di Ruang Intsalasi Gawat Darurat Puskesmas Pangandaran tiga puluh menit kemudian. Ali mengalami luka tusuk di dada sedalam sembilan sentimeter.
Ismail (31), warga setempat yang menolong Ali usai ditusuk mengatakan ali sempat sempoyongan dan keluar dari kamar penginapannya. Dia mengalami luka tusuk di dada.
"Saya kaget karena Mas Ali keluar sempoyongan, saya lalu menghampirinya dan menadahnya dari belakang. Ternyata sudah ada luka tusukan di dada," tuturnya kemarin.
Kepada Ismail, Ali mengaku baru saja ditusuk pegawainya sendiri. "Dia masih sempat bicara kalau dia ditusuk sama pegawainya lalu minta tolong ke saya untuk mengamankan tasnya. Setelah itu nggak sadarkan diri," tuturnya.
Ismail bersama tetangganya yang lain membawa Ali ke Puskesmas Pangandaran menggunakan becak.
Setelah korban dibawa ke Puskesmas, warga yang sudah mulai berdatangan ke lokasi, kemudian mencari Kiki, pegawai Ali asal Kampung Pelabuhan Desa Cidamar Kecamatan Cidaun Kabupaten Cianjur yang dituding menusuk pria yang tak beristri itu. “Ternyata dia (Kiki) sudah mau kabur bawa tas dan pergi ke arah pantai. Anak itu lalu ditangkap dan diserahkan ke polisi," ungkapnya.
Kapolsek Pangandaran Kompol Bujang Harapan mengiyakan sudah mengamankan terduga utama penusukan bos Beach Restoran itu. "Pelakunya sudah kami amankan dan dibawa langsung bawa ke Polres (Ciamis)," ungkapnya saat ditemui di lokasi kejadian.
Dari keterangan para saksi, peristiwa pembunuhan tersebut diduga dipicu akibat persoalan pekerjaan. "Pelaku sepertinya sakit hati karena gajinya belum dibayar, sementara dia mau pulang ke Cianjur. Akhirnya dia nekat bawa pisau lalu menusuk korban yang sedang terbaring di kamarnya," kata kapolsek.
Kapolsek mengatakan jasad korban kemudian diserahkan ke pihak keluarga setelah selesai divisum.
Mantan pegawai yang juga teman korban, Dede Tono alias Andreas (33), warga Dusun Cihandiwung Desa Sukahurip Kecamatan Pangandaran menuturkan sebelum peristiwa pembunuhan, Ali sempat marah kepada Kiki (21) dan Dani (22), pegawai Ali.Mereka lupa mengunci pintu sejumlah kamar penginapan di belakang restoran.
"Sekitar jam dua belas malam, mas Ali nelepon saya suruh datang katanya penting. Sesampainya di restoran, dia cerita kalau dia lagi kesel gara-gara pegawainya lupa tidak mengunci pintu. Saya lalu mencoba menenangkan dia," tuturnya.
Dia juga bercerita bahwa Dani (21) mau keluar kerja. Ia kemudian diminta untuk membawa sepeda motor Mio milik Dani di rumahnya, Babakan, Pangandaran. Motor tersebut adalah pemberian Ali untuk Dani sebagai upah kerja enam bulan ke depan.
"Saya bertiga sama Dani dan Kiki lalu bawa motor Dani ke Babakan... karena Dani mau keluar, Mas Ali pun minta motor pemberiannya dikembalikan," tuturnya.
Usai membawa motor, sekitar pukul 00.30, Dani pun pamit kepada Ali. Dia keluar bekerja lalu pulang ke rumahnya. Sedangkan, Ali dan Dede melanjutkan berbincang dengan korban di dalam kamar.
Korban yang saat itu mengaku sedang tidak enak badan meminta Dede memijatnya. "Setelah saya pijit, dia kelihatan sudah rileks. Bahkan sempat menyuruh si Kiki bikin teh sama kopi buat kita," tuturnya.
Namun, kata dia, tiba-tiba saja, korban kembali marah ketika Kiki menghampirinya dan pamit akan pulang ke Cianjur. "Sekitar jam tiga pagi, saya juga masih di kamar sama Mas Ali, Kiki masuk dan pamit mau pulang juga, katanya ada temannya, Sony yang mau jemput," tuturnya.
Awalnya, lanjut dia, korban tidak marah dan sempat menasehati Kiki agar tidak jadi pulang dini hari itu. Ali menyarankan Kiki pulang besok (Minggu) pagi. “Tapi karena (Kiki) keukeuh. Akhirnya Mas Ali marah lagi tuh. ‘Sudah kamu pulang aja sana, saya nggak mau lihat kamu lagi’," kata Dede menirukan ucapan korban.
Dede mengatakan sebelum berpamitan, ia juga sempat berbincang dengan Kiki yang berniat pulang. "Saya bilang, ‘Kamu jangan pulang. Kan Dani mau keluar kerja. Kasihan Mas Ali nggak ada temannya’," saran Dede.
Sekitar pukul 04.00, Dede menelepon rekan Kiki yang dikabarkan akan menjemput tersangka. Dia ingin memastikan kebenaran ucapan Kiki bahwa Sony akan menjemput Kiki.
"Saya kenal Sony. Dia karyawan di pub. Waktu saya telepon, dia mengaku tidak akan menjemput Kiki, namun tidak lama kemudian, Sony datang ke restoran," tuturnya. Setelah sempat berbincang dengannya, Dede pun pamit. Dia menjemput saudaranya, Tursinah --yang juga kerja di restoran Ali.
"Saya pulang setengah enam pagi, yang terakhir ada di restoran itu Kiki sama Sony,” akunya.
“Saya datang lagi (ke lokasi kejadian, red), sudah kejadian begini (Ali tewas, red)," ungkapnya yang mengenal Ali sejak sembilan tahun lalu itu. Dia pun menilai Ali sosol yang disiplin dan keras.
"Kalau pegawainya salah, dia pasti suka marahin. Bahkan dari dulu dia baru akan memberikan gaji pegawainya kalau sudah tiga bulan kerja. Sementara Kiki baru kerja belum sebulan, jadi waktu dia pamit mau pulang, Mas Ali tidak memberinya uang. Mungkin (Kiki) sakit hati," duganya.
Sementara itu, Dani (21), rekan Kiki mengaku kaget. Ia tidak menyangka rekan kerjanya nekat menusuk bosnya sendiri. "Kami memang ada masalah, gara-gara lupa pintu kamar tidak dikunci, tadi malam (kemarin malam) Pak Ali marah-marah dan mengusir kami. Jangan kerja lagi. Menurutnya keteledoran itu sangat fatal. Padahal kami sudah minta maaf dan saya bilang kalau kita juga belum mau tidur. Kalau mau tidur pun pasti saya cek lagi, tapi tetep dia marah-marah," tuturnya. (nay)
Pria lajang asal Indramayu itu menghembuskan nafas terakhir di Ruang Intsalasi Gawat Darurat Puskesmas Pangandaran tiga puluh menit kemudian. Ali mengalami luka tusuk di dada sedalam sembilan sentimeter.
Ismail (31), warga setempat yang menolong Ali usai ditusuk mengatakan ali sempat sempoyongan dan keluar dari kamar penginapannya. Dia mengalami luka tusuk di dada.
"Saya kaget karena Mas Ali keluar sempoyongan, saya lalu menghampirinya dan menadahnya dari belakang. Ternyata sudah ada luka tusukan di dada," tuturnya kemarin.
Kepada Ismail, Ali mengaku baru saja ditusuk pegawainya sendiri. "Dia masih sempat bicara kalau dia ditusuk sama pegawainya lalu minta tolong ke saya untuk mengamankan tasnya. Setelah itu nggak sadarkan diri," tuturnya.
Ismail bersama tetangganya yang lain membawa Ali ke Puskesmas Pangandaran menggunakan becak.
Setelah korban dibawa ke Puskesmas, warga yang sudah mulai berdatangan ke lokasi, kemudian mencari Kiki, pegawai Ali asal Kampung Pelabuhan Desa Cidamar Kecamatan Cidaun Kabupaten Cianjur yang dituding menusuk pria yang tak beristri itu. “Ternyata dia (Kiki) sudah mau kabur bawa tas dan pergi ke arah pantai. Anak itu lalu ditangkap dan diserahkan ke polisi," ungkapnya.
Kapolsek Pangandaran Kompol Bujang Harapan mengiyakan sudah mengamankan terduga utama penusukan bos Beach Restoran itu. "Pelakunya sudah kami amankan dan dibawa langsung bawa ke Polres (Ciamis)," ungkapnya saat ditemui di lokasi kejadian.
Dari keterangan para saksi, peristiwa pembunuhan tersebut diduga dipicu akibat persoalan pekerjaan. "Pelaku sepertinya sakit hati karena gajinya belum dibayar, sementara dia mau pulang ke Cianjur. Akhirnya dia nekat bawa pisau lalu menusuk korban yang sedang terbaring di kamarnya," kata kapolsek.
Kapolsek mengatakan jasad korban kemudian diserahkan ke pihak keluarga setelah selesai divisum.
Mantan pegawai yang juga teman korban, Dede Tono alias Andreas (33), warga Dusun Cihandiwung Desa Sukahurip Kecamatan Pangandaran menuturkan sebelum peristiwa pembunuhan, Ali sempat marah kepada Kiki (21) dan Dani (22), pegawai Ali.Mereka lupa mengunci pintu sejumlah kamar penginapan di belakang restoran.
"Sekitar jam dua belas malam, mas Ali nelepon saya suruh datang katanya penting. Sesampainya di restoran, dia cerita kalau dia lagi kesel gara-gara pegawainya lupa tidak mengunci pintu. Saya lalu mencoba menenangkan dia," tuturnya.
Dia juga bercerita bahwa Dani (21) mau keluar kerja. Ia kemudian diminta untuk membawa sepeda motor Mio milik Dani di rumahnya, Babakan, Pangandaran. Motor tersebut adalah pemberian Ali untuk Dani sebagai upah kerja enam bulan ke depan.
"Saya bertiga sama Dani dan Kiki lalu bawa motor Dani ke Babakan... karena Dani mau keluar, Mas Ali pun minta motor pemberiannya dikembalikan," tuturnya.
Usai membawa motor, sekitar pukul 00.30, Dani pun pamit kepada Ali. Dia keluar bekerja lalu pulang ke rumahnya. Sedangkan, Ali dan Dede melanjutkan berbincang dengan korban di dalam kamar.
Korban yang saat itu mengaku sedang tidak enak badan meminta Dede memijatnya. "Setelah saya pijit, dia kelihatan sudah rileks. Bahkan sempat menyuruh si Kiki bikin teh sama kopi buat kita," tuturnya.
Namun, kata dia, tiba-tiba saja, korban kembali marah ketika Kiki menghampirinya dan pamit akan pulang ke Cianjur. "Sekitar jam tiga pagi, saya juga masih di kamar sama Mas Ali, Kiki masuk dan pamit mau pulang juga, katanya ada temannya, Sony yang mau jemput," tuturnya.
Awalnya, lanjut dia, korban tidak marah dan sempat menasehati Kiki agar tidak jadi pulang dini hari itu. Ali menyarankan Kiki pulang besok (Minggu) pagi. “Tapi karena (Kiki) keukeuh. Akhirnya Mas Ali marah lagi tuh. ‘Sudah kamu pulang aja sana, saya nggak mau lihat kamu lagi’," kata Dede menirukan ucapan korban.
Dede mengatakan sebelum berpamitan, ia juga sempat berbincang dengan Kiki yang berniat pulang. "Saya bilang, ‘Kamu jangan pulang. Kan Dani mau keluar kerja. Kasihan Mas Ali nggak ada temannya’," saran Dede.
Sekitar pukul 04.00, Dede menelepon rekan Kiki yang dikabarkan akan menjemput tersangka. Dia ingin memastikan kebenaran ucapan Kiki bahwa Sony akan menjemput Kiki.
"Saya kenal Sony. Dia karyawan di pub. Waktu saya telepon, dia mengaku tidak akan menjemput Kiki, namun tidak lama kemudian, Sony datang ke restoran," tuturnya. Setelah sempat berbincang dengannya, Dede pun pamit. Dia menjemput saudaranya, Tursinah --yang juga kerja di restoran Ali.
"Saya pulang setengah enam pagi, yang terakhir ada di restoran itu Kiki sama Sony,” akunya.
“Saya datang lagi (ke lokasi kejadian, red), sudah kejadian begini (Ali tewas, red)," ungkapnya yang mengenal Ali sejak sembilan tahun lalu itu. Dia pun menilai Ali sosol yang disiplin dan keras.
"Kalau pegawainya salah, dia pasti suka marahin. Bahkan dari dulu dia baru akan memberikan gaji pegawainya kalau sudah tiga bulan kerja. Sementara Kiki baru kerja belum sebulan, jadi waktu dia pamit mau pulang, Mas Ali tidak memberinya uang. Mungkin (Kiki) sakit hati," duganya.
Sementara itu, Dani (21), rekan Kiki mengaku kaget. Ia tidak menyangka rekan kerjanya nekat menusuk bosnya sendiri. "Kami memang ada masalah, gara-gara lupa pintu kamar tidak dikunci, tadi malam (kemarin malam) Pak Ali marah-marah dan mengusir kami. Jangan kerja lagi. Menurutnya keteledoran itu sangat fatal. Padahal kami sudah minta maaf dan saya bilang kalau kita juga belum mau tidur. Kalau mau tidur pun pasti saya cek lagi, tapi tetep dia marah-marah," tuturnya. (nay)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Preman Berkedok Penegakan Syariat
Redaktur : Tim Redaksi