Boy Rafli Singgung Fanatisme Beragama, Milenial Muslim Bereaksi Begini

Senin, 23 Mei 2022 – 21:21 WIB
Dokumentasi - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Boy Rafli Amar. Foto: Kenny Kurnia Putra/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Milenial Muslim Bersatu (MMB) Khairul Anam menilai sikap Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Boy Rafli Amar sangat bijak dan menyejukkan.

Pernyataan Boy yang sebelumnya menyebut fanatisme terhadap agama bagus, teteapi tidak boleh memonopoli kebenaran secara sepihak, dinilai mengajarkan untuk hidup berdampingan dengan mengedepankan kebinekaan.

BACA JUGA: Komjen Boy Rafli Amar: Hindari Narasi Agama yang Mengandung Kebencian

“Sikap Kepala BNPT ini sangat bijak dan menyejukkan, dia mengajarkan kesimbangan dalam menjalankan ibadah dan tentunya juga dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Anam dalam keterangannya, Senin (23/4).

Boy sebelumnya berbicara pada Podcast Kafe Toleransi BNPT bertajuk 'Monopoli Kebenaran dan Fanatisme Agama' yang disiarkan di kanal YouTube Humas BNPT, Sabtu (21/5).

BACA JUGA: Komjen Boy Rafli: Sektor Pendidikan Harus Bersinergi dalam Pencegahan Terorisme

"Fanatisme terhadap agama itu bagus sekali, akan tetapi yang terpenting tidak boleh memonopoli kebenaran atau menyatakan kebenaran secara sepihak dan mengatakan yang lain salah," ujar Boy.

Menanggapi pernyataan tersebut Anam lebih lanjut menyebut bahwa fanatisme terhadap agama sebenarnya dapat menjaga akhlak dan perilaku.

BACA JUGA: Jenderal Andika kepada Komjen Boy Rafli Amar: Saya Pasti Mendukung, Mas!

Namun, setiap orang penting menyadari fanatisme agama tidak boleh diikuti dengan monopoli kebenaran.

“Sikap dia (Boy Rafli Amar) sangat kami dukung, karena beragama yang memonopoli kebenaran menurut versi sendiri tidak sejalan dengan tujuan ibadah, yaitu untuk mewujudkan ketenangan, ketenteraman, kedamaian, dan kebahagiaan,” kata Anam.

Seperti diketahui, Boy Rafli mengatakan memeluk agama tertentu merupakan hak individu yang dimiliki oleh setiap anak bangsa.

Hanya saja, perlu diingat bahwa ada orang lain yang menganut agama berbeda, sehingga harus menghormatinya.

"Harus saling menghargai, ini juga merupakan prinsip bertoleransi," katanya.

Boy juga menyebut keberagaman di Indonesia, seperti suku, agama, adat, dan budaya, merupakan keniscayaan yang harus dijaga oleh seluruh elemen bangsa.

Bahkan, proses masuk dan penyebaran suatu agama ke Indonesia, seperti Islam, tidak terlepas dari pembauran dengan adat dan istiadat yang beragam.

"Bangsa Indonesia sangat beragam, bahkan proses masuknya agama Islam juga diteruskan para wali berbaur dengan adat dan budaya sehingga harus melihatnya sebagai kekayaan Indonesia yang tidak dimiliki oleh bangsa lain," katanya.

Boy lantas mengajak seluruh elemen bangsa bersyukur dengan keberagaman yang ada, dengan tidak memonopoli kebenaran melalui fanatisme dan tetap menguatkan nilai-nilai toleransi. (gir/jpnn)


Redaktur & Reporter : Kennorton Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler