jpnn.com, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme ( BNPT ) menandatangani perjanjian kerja sama dengan Universitas Islam As-Syafi’iyah tentang pencegahan penyebaran paham radikal dan intoleransi, Senin (18/4).
Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar menyatakan kerja sama ini merupakan penerapan metode Pentahelix dalam penanggulangan terorisme. Melalui metode itu, BNPT bekerja sama dengan berbagai unsur termasuk lembaga pendidikan.
BACA JUGA: Kecam Pengeroyok Ade Armando, Kepala BNPT Ingatkan Makna Ramadan
Boy menegaskan penanggulangan terorisme merupakan tanggung jawab seluruh komponen bangsa, baik pemerintah, maupun warga negaranya.
"Tentu saja termasuk sektor pendidikan harus turut bersinergi dalam rangka pencegahan terorisme," ujar Boy dalam siaran persnya, Senin.
BACA JUGA: Program Sinergitas BNPT Mengembalikan NKRI ke Hati Eks Napiter
Mantan Kadiv Humas Polri ini mengatakan perjanjian kerja sama BNPT-Universitas Islam As-Syafi'iyah berisi 18 pasal.
Ruang lingkup kerja sama meliputi penyelenggaraan pelatihan terkait pencegahan paham radikal dan intoleran, pendampingan penyusunan pedoman internal, serta peningkatan kapasitas SDM.
BACA JUGA: Kepala BNPT Bicara Soal Masjid, Ponpes dan Paham Radikalisme, Begini
Sebagai tindak lanjut penandatanganan perjanjian kerja sama adalah mengidentifikasi kesamaan program dan kegiatan, sehingga kolaborasi penanggulangan paham radikal terorisme dapat berjalan dengan baik.
"Kami berharap kerja sama antara BNPT dan Universitas Islam As-Syafi’iyah dapat segera ditindaklanjuti dengan aksi nyata pencegahan tindak pidana terorisme,” kata Boy.
Rektor Universitas Islam As-Syafi’iyah Masduki Ahmad menyatakan kesiapan bersinergi dengan BNPT. Menurutnya ruang pendidikan harus bebas dari paham radikal intoleran.
“Kami siap menjadi partner BNPT untuk membangun ruang pendidikan dan pelatihan yang bebas radikal intoleran," kata Masduki. (cuy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pesan Spesial Kepala BNPT Buat Generasi Muda Pada Momen Ramadan
Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan