BPBD Sumsel Temukan 3 Titik Api di Musi Rawas

Jumat, 29 Juli 2022 – 19:30 WIB
Kepala BPBD Provinsi Sumsel Iriansyah. Foto : Cuci/JPNN.com.

jpnn.com, PALEMBANG - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) mendeteksi tiga titik panas atau hotspot) di wilayah Musi Rawas yang berpotensi memicu kebakaran hutan dan lahan (karhutla). 

"Hari ini hotspot ada tiga di Musi Rawas. Kemarin, kosong," kata Kepala BPBD Provinsi Sumsel Iriansyah, Jum'at (29/7).

BACA JUGA: Seusai Rapat Koordinasi Karhutla, Mahfud MD Sampaikan Hal Ini

Namun demikian, dia menyebut titik panas tahun ini cenderung berkurang dibanding 2021 lalu. 

Iriansyah menyebut kondisi ini pun masih dikategorikan terkendali. 

BACA JUGA: Irjen Iqbal Tidak Akan Pandang Bulu Menyikat Pelaku Karhutla

“Mudah-mudahan terkendali sampai berakhirnya puncak kemarau," ujarnya.

Dia menambahkan pada musim kemarin tahun ini, masih terdapat potensi hujan. 

BACA JUGA: Menteri Siti Nurbaya Ajak Aparat dan Masyarakat Bahu-membahu Antisipasi Karhutla

Oleh karena itu, lahan gambut masih akan bahas dan tidak mudah terbakar. 

Pihaknya tetap menyiapkan upaya lain untuk mencegah terjadinya kebakaran di lahan kering. 

"Pembasahan di lahan kering ini penting agar tidak mudah terbakar," katanya. 

Dia menjelaskan penanggulangan karhutla di Sumsel telah dilakukan sejak permulaan musim kemarau, tepatnya pada awal Juli lalu.  Adapun salah satu upaya penanggulangan tersebut, yakni dengan menyiapkan peralatan pemadaman api. 

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Sumsel juga telah menetapkan status siaga karhutla.  

Menurutnya pula, saat ini sudah ada enam helikopter yang disiapkan. “Empat untuk water bombing, dan dua patroli,” tegasnya. Sejauh ini, lanjut dia, jumlah helikopter yang ada sudah cukup. “Namun, jika diperlukan, bisa diajukan tambahan menyesuaikan dengan kondisi,” paparnya. 

Tak hanya itu, penanggulangan karhutlah di Sumsel juga dioptimalkan melalui pembentukan satuan tugas (satgas) pokok dan satgas operasi siaga karhutla. 

Satgas pokok tersebut dipimpin oleh gubernur, sedangkan satgas operasi kewenangannya diserahkan kepada komandan resor militer atau danrem. 

Selain itu, ada pula subsatuan tugas untuk pemadam darat dan udara yang siap diterjunkan bila kebakaran mulai terjadi. 

"Kebakaran ini biasanya terjadi di kabupaten atau kota, maka kesiapsiagaan diutamakan dari desa. Kalau ada titik api, langsung dipadamkan," pungkas Iriansyah. (mcr35/jpnn)


Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Cuci Hati

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler