BPDPKS dan AII Dorong Riset Sawit Hingga Laku Dipasarkan

Rabu, 03 Juli 2024 – 14:23 WIB
Ketua Umum Asosiasi Inventor Indonesia (AII) Prof Didiek Hadjar Goenadi (tengah) di acara Valuasi dan Komersialisasi Teknologi Hasil Riset Kelapa Sawit Grand Riset Sawit (GRS) 2021-2023, Selasa (2/7). Foto Mesya/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Asosiasi Inventor Indonesia (AII) bersama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) membantu inventor mengatasi kendala komersialisasi invensi riset khususnya tentang sawit.

Hal itu untuk mendukung sawit sebagai komoditas perkebunan strategis nasional. 

BACA JUGA: Aspekpir, BPDPKS dan PTPN IV Palm Co Berkolaborasi Percepat PSR

"Kami perkuat kemampuan inventor dalam berinvensi, dan membekalinya kemampuan memasarkan," kata Ketua Umum Asosiasi Inventor Indonesia (AII) Prof Didiek Hadjar Goenadi di acara Valuasi dan Komersialisasi Teknologi Hasil Riset Kelapa Sawit Grand Riset Sawit (GRS) 2021-2023, Selasa (2/7).

Kerja sama BPDPKS dan AII melakukan valuasi dan komersialisasi Teknologi Hasil Riset Kelapa Sawit yang dibiayai oleh BPDPKS sudah dilakukan sejak periode 2021-2022.

BACA JUGA: BPDPKS-Aspekpir Beri Edukasi Gen Z di Banten Tentang Peluang UKMK Berbasis Sawit

Kemudian, dilanjutkan kerja sama tahap 2 untuk periode 2022-2023.

"Pada GRS 2021-2023 ada 16 invensi yang siap komersialisasi dan sebagian besar merupakan riset dari perguruan tinggi," ucapnya. 

BACA JUGA: Harga TBS Kelapa Sawit Mitra Swadaya Riau Turun Lagi

Salah satunya, Pengembangan Mixed Matrix Membrane Berbasis Karbon Tertemplat Zeolit (KTZ) untuk Proses Pemisahan CO2 dari Biogas Palm Oil Mill Effluent dari LPPM ITS.

Ada juga invensi dari Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM) UI, LPPM ITB, UGM, Institut Teknologi PLN, Unair, IPB, dan invensi dari Unila. 

"Kerja sama ini mempercepat hilirisasi hasil riset, terutama berupa teknologi yang dibiayai oleh BPDPKS untuk secara cepat dan luas dimanfaatkan oleh industri guna mendukung pembangunan industri kelapa sawit nasional yang tangguh di pasar global," terangnya.

Prof Didiek menambahkan dari hasil proses seleksi awal terhadap 88 invensi oleh Tim Ahli Internal AII diperoleh 41 invensi yang layak setelah dikurangi dengan hasil riset non-teknologi, duplikasi penomoran, dan hasil riset yang sudah divaluasi dalam periode sebelumnya.

"16 invensi yang lolos dengan kesiapan teknologinya, keekonomian yang cukup tinggi dan siap komersialisasi," ujarnya.

Sementara itu, Direktur Penyaluran Dana BPDPKS Zaid Ibrahim menambahkan, sawit merupakan komoditas nasional yang membutuhkan penelitian dan pengembangan.

Pihaknya mendanai 346 perjanjian kerja sama riset termasuk ke perguruan tinggi dan lembaga penelitian yang melibatkan 122 orang peneliti.

"Sampai saat ini ada 243 publikasi ilmiah yang sudah didaftarkan dan delapan buku yang sudah dicetak," kata Zaid. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Harga TBS Kelapa Sawit di Riau Terus Naik, Petani Full Senyum


Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler