jpnn.com, JAMBI - Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perusahaan Inti Rakyat (ASPEKPIR) berkolaborasi dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dan didukung oleh PTPN IV Palm Co, sub holding dari PTPN III Holding Perkebunan menggelar Bimbingan Teknis Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) pola kemitraan di Jambi, pada Rabu (6/3).
Kegiatan ini digelar dalam mempercepat pelaksakaan program PSR melalui jalur kemitraan guna mendukung tercapainya target PSR yang ditetapkan Pemerintah yakni seluas 120.000 hektare, yakni melalui jalur dinas seluas 80.000 hektare dan jalur kemitraan seluas 40.000 hektare.
BACA JUGA: PTPN IV Regional I Bantu Puluhan Anak Terdampak Stunting di Sumut
Ketua Umum Aspekpir Indonesia Setiyono mengatakan pola kemitraan inti dan plasma dalam perkebunan kelapa sawit sangat penting sehingga organisasinya menjadikan pola kemitraan ini sebagai salah satu program yang terus didorong kepada petani kelapa sawit.
Pola kemitraan di dalam peremajaan sawit rakyat akan membuat petani kelapa sawit banyak diuntungkan dan akan lebih merasa tenang sejak mulai dari penanaman hingga tananaman menghasilkan.
BACA JUGA: Angkutan Lebaran 2024: 3 Kapal Penyeberangan di Gorontalo Siap Beroperasi
"Bibit dan pupuk aman sehingga pola kemitraan dalam replanting sangat kita dorong," tuturnya.
Direktur Utama PTPN IV (Palm Co) Jatmiko K. Santoso mengatakan, program peremajaan sawit rakyat dengan pola kemitraaan telah diatur melalui Peraturan Menteri Pertanian No. 03 tahun 2022 dan pelaksanaannya melewati sejumlah tahapan dan proses.
BACA JUGA: Kelapa Sawit milik Kebun Bangun Dipastikan Telah Memenuhi Standar
"Kegiatan ini dilakukan untuk membantu pemerintah dalam dalam mensejahterakan petani sawit. Tujuan kita adalah untuk menyukseskan program pemerintah, yaitu program strategis nasional," ujarnya.
Direktur Hubungan Kelembagaan PTPN IV PalmCo, Irwan Perangin-angin mengatakan salah satu persoalan yang dihadapi petani sawit yakni sulitnya mendapatkan bibit bersertifikasi.
Maka dari itu, PTPN IV ingin hadir menjadi solusi bagi petani.
“Ada dua hal yang akan kami lakukan. Pertama pendampingan, dan kedua bagaimana menghadirkan bibit sawit yang bersertifikasi,” kata Irwan.
PTPN IV menargetkan sebanyak 60.000 hektar lahan PSR dan hadir untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pola kemitraan, dan memberikan edukasi kepada para petani seperti apa sebaiknya melakukan pengelolaan.
“Sehingga nanti hasilnya maksimal dan pada akhirnya meningkatkan pendapatan petani,” sebutnya.
Pada acara Bimtek tersebut, juga ditandatangani Memorandum of Understanding (MoU) antara Aspekpir Indonesia dan PTPN IV tentang Pendampingan dan Percepatan Persyaratan dalam Pelaksanaan PSR.
Tujuan MoU itu untuk meningkatkan dan memaksimalkan seluruh sumber daya para pihak dalam rangka Pendampingan dan Percepatan Persyaratan Dalam Pelaksanaan Program PSR dengan kegiatan antara lain sosialisasi program PSR yang lebih intensif dan Percepatan Pendataan Petani serta Luasan sesuai Persyaratan PSR.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy Artada