jpnn.com, JAKARTA - Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Karjono Atmoharsono menyampaikan perlunya kerja sama BPIP dengan perguruan tinggi, termasuk Universitas Terbuka (UT).
Hal ini disampaikan Karjono Atmoharsono saat menerima audiensi Wakil Rektor UT Bidang Riset, Inovasi, Kerja Sama dan Bisnis Rahmat Budiman, Senin (29/5).
BACA JUGA: BPIP Gelar Kirab untuk Menyambut Hari Lahir Pancasila, Sambutan Masyarakat Luar Biasa
Wakil Ketua BPIP Karjono Atmoharsono. Foto: Dokumentasi Humas BPIP
Menurut Karjono, kerja sama BPIP dan UT menjadi hal yang sangat strategis dalam penerapan Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2022 tentang Standar Pendidikan Nasional.
BACA JUGA: BPIP Bekali 4.598 Anggota Paskibraka Agar Menjadi Pemimpin Berkarakter Pancasila
"UT itu universitas terbanyak mahasiswa dan alumninya di Indonesia," kata Karjono Atmoharsono yang juga Ketua Ikatan Keluarga Alumni (IKA) UT Jakarta.
Dia menyampaikan perguruan tinggi memiliki peran strategi dalam membangun pendidikan yang dilaksanakan atas falsafah negara diarahkan untuk membentuk manusia Indonesia yang berjiwa Pancasila, sehat jasmani dan rohaninya, memiliki pengetahuan dan keterampilan.
"Kemudian dapat mengembangkan kecerdasan yang tinggi disertai budi pekerti yang luhur, mencintai bangsa, dan negara dan mencintai sesama manusia," ujar Karjono.
Karjono juga menjelaskan peranan perguruan tinggi dalam usaha pembangunan mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat atau yang disebut Tri Darma Perguruan Tinggi.
"Mari kita sama-sama dukung kebijakan membumikan Pancasila di generasi milenial, termasuk di lingkungan Perguruan Tinggi," ajak Karjono.
Dalam kesempatan itu, Karjono juga memperkenalkan Salam Pancasila yang digagas Presiden ke-5 RI selaku Ketua Dewan Pengarah BPIP Megawati Soekarnoputri.
Dia menjelaskan Salam Pancasila diadopsi dari pekik 'Merdeka' yang ditetapkan Bung Karno melalui Maklumat 31 Agustus 1945, dan memiliki arti salam kebangsaan yang menyatukan Indonesia.
Dia juga menjelaskan pentingnya Pancasila lantaran setelah era reformasi 1998, TAP MPR II/1978 tentang Ekaprasetia Pancakarsa dicabut dan dinyatakan tidak berlaku, serta satu tahun kemudian lembaga BP7 dibubarkan.
Karjono mengungkapkan yang paling parah menghilangkan mata ajar atau mata kuliah Pancasila dengan cara mengganti Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional.
"Sudah 25 tahun lebih Indonesia ditinggalkan Pancasila, dan yang paling parah hasil survei Setara bahwa anak-anak SMA 83,3 persen berpendapat Pancasila dapat diubah," ungkapnya.
Selain itu, ungkap Karjono, anak-anak milenial saat ini terpengaruh dunia digital dan global yang berdampak terdapat sekelompok orang tertentu ingin mengganti ideologi negara.
"Ini yang paling membahayakan negeri ini," tegasnya.
Setelah reformasi, lanjut dia, Pancasila baru ada setelah digagas almarhum Taufik Kiemas.
Sejak terpilih secara aklamasi menjadi Ketua MPR pada Oktober 2009, almarhum Taufiq Kiemas langsung tancap gas mengadakan rapat dengan ketua-ketua Fraksi MPR menyusun program Sosialisasi UUD 1945, termasuk Pancasila.
"Di sinilah muncul gagasan empat pilar berbangsa dan bernegara, yang isinya menguraikan pentingnya menjaga NKRI dengan mengamalkan Pancasila," terang Karjono.
Baru kemudian lahir UKPPIP yang direvitalisasi menjadi BPIP, dan perkembangan terbaru Presiden Joko Widodo telah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2022 tentang Standar Pendidikan Nasional.
"Dalam peraturan ini, mata ajar atau mata kuliah Pancasila wajib diajarkan mulai dari pendidikan anak usia dini (PAUD) hingga perguruan tinggi," jelasnya.
Wakil Rektor UT Rahmat Budiman yang didampingi Kepala LPPM Prof Dewi Artati Padmo Putri, dan Kepala Pusat Pengabdian Masyarakat LPPM Trini Prastati menyampaikan tujuan kolaborasi antara BPIP dalam rangka memperingati Dies Natalies ke-39 Universitas Terbuka.
Salah satunya untuk meningkatkan minat dan keterampilan menulis di kalangan pelajar, serta mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam era digital yang semakin berkembang.
"Maksud dan tujuan dari kegiatan ini adalah mendorong minat menulis di kalangan pelajar SMA atau sederajat dengan berbagi gagasan," ujar Rahmat Budiman.
Sebagai bagian dari kolaborasi ini, UT akan menyelenggarakan lomba menulis esai dengan tema 'Pelajar Pancasila Era Digital'.
Lomba ini dijadwalkan akan dimulai pada 1 Juni 2023 yang bertepatan dengan peringatan Hari Lahir Pancasila.
Sementara itu, Sekretaris Utama BPIP Adhianti siap menindaklanjuti hasil dari audiensi ini.
"Kunjungan ini diharapkan dapat membuka peluang kerja sama yang berkelanjutan antara BPIP dan UT, serta meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang nilai-nilai Pancasila di kalangan pelajar," ujar Adhianti.
Sebagai informasi, turut hadir dalam audiensi tersebut, antara lain Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga Sosialisasi Komunikasi dan Jaringan BPIP Ir Prakoso,Direktur Hubungan Antar Lembaga dan Jaringan M Akbar Hadiprabowo.
Kemuidan Direktur Jaringan dan Pembudayaan Toto Purbiyanto, Direktur Penyelenggaraan Diklat Sadono Sriharjo, Direktur Implementasi BPIP Irene Camelyn Sinaga. (mrk/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi