jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya menyampaikan peran agama serta sikap etika dan moral bangsa Indonesia telah menjadikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat.
Hal ini disampaikan Wisnu dalam diskusi bertajuk 'Global Interfaith Dialogue: Religions Diplomacy for Humanity and Global Peace', pada hari ini, Selasa (22/11).
BACA JUGA: Kepala BPIP Melantik Pelaksana Duta Pancasila Paskibraka Indonesia, Ada Pesan Penting
Kegiatan tersebut diselenggarakan Badan Pengelola Masjid Istiqlal yang juga mengundang beberapa tokoh-tokoh lintas iman di Indonesia.
Wisnu menjelaskan agama merupakan peran sentral dalam menjembatani dialogi antara pihak yang bertikai dengan melibatkan nilai-nilai perdamaian yang diajarkan oleh agama.
BACA JUGA: BPIP: Kami yakin Pemerintah Akan Bertindak Cepat untuk Bantu Korban Gempa Cianjur
Adanya peran agama itulah, lanjut dia, Forum R20 yang berlangsung pada 2-3 November telah menghasilkan rekomendasi untuk mengatasi konflik dan pertentangan agama di seluruh dunia.
Dalam lanjutan diskusinya, Sekretaris Dewan Pengarah BPIP yang juga merangkap sebagai Ketua Umum Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) mengatakan semua pihak harus belajar dari masyarakat di Bali.
Meski masyarakatnya mayoritas beragama Hindu, tetapi toleransi antarumat beragama sangat tinggi.
“Bukan hanya Pura, rumah-rumah peribadatan agama lain pun di Pulau Bali dapat berdiri dan berdampingan satu sama lain layaknya Masjid Istiqlal dan Katedral di Jakarta yang saling berhadapan," beber Wisnu.
Senanda pernyataan Wisnu, Prof Nasaruddin Uma, Imam Besar Masjid Istiqlal menyampaikan bahwa religion diplomacy adalah suatu hal yang penting karena diplomasi agama adalah satu dari sekian jalan untuk mendamaikan krisis kemanusiaan, konflik, pertentangan dan peperangan yang ada di dunia saat ini.
“Marilah kita bersama-sama juga dalam meningkatkan nilai-nilai keagamaan dan nilai adat ketimuran, karena dengan itu toleransi beragama dapat terjaga di Indonesia,” pesannya.
Presiden Civilizations Exchange and Cooperation Foundation (CECF) serta pendiri Al Basheer Seminary, Interfaith Center & Institute Imam Mohamad Bashar Arafat mengatakan bahwa diplomasi agama itu penting karena itu bagian dari ilmu hubungan manusia serta memberdayakan ulama dan tokoh masyarakat untuk merangkul pluralisme agama dan keragaman budaya.
Acara Global Interfaith Dialogue: Religions Diplomacy for Humanity and Global Peace diadakan secara kolaboratif antara Badan Pengelola Masjid Istiqlal dengen Kedutaan Besar Amerika Serikat yang dihadiri perwakilan agama-agama, tokoh agama, Lembaga keagamaan dan penggiat dialog lintas agama. (mrk/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi