jpnn.com, JAKARTA - Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Andre Rosiade meminta kepolisian membuka investigasi atas pecahnya kerusuhan setelah unjuk rasa di Bawaslu, Rabu (22/5) pagi.
Pecahnya kerusuhan itu mengakibatkan sejumlah warga meninggal dunia. "Kami mendorong pihak kepolisian melakukan investigasi apa penyebab jatuhnya korban, kami BPN tidak ingin menyalahkan pihak manapun," kata Andre saat dihubungi, Rabu (22/5) ini.
BACA JUGA: Pusat Grosir Thamrin City Tutup Pascakerusuhan 22 Mei
Andre berharap, jumlah korban meninggal dunia tidak bertambah banyak. BPN Prabowo - Sandiaga meminta semua pihak, saling menahan diri menghindari bentrokan. "Kami seluruhnya tentu berharap, berjalan aman, tentram, damai, dan kondusif. Tentu tidak ada pihak BPN dan seluruh rakyat Indonesia ingin terjadinya kerusuhan seperti malam tadi," ungkap dia.
Sementara itu, Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais mengkritik kepolisian atas kerusuhan yang terjadi setelah demonstrasi di depan markas Bawaslu RI, Rabu (22/5) dini hari.
BACA JUGA: Terkait Aksi 22 Mei, Sejumlah Rute Transjakarta Mengalami Penyesuaian
Amien menilai kerusuhan disebabkan oleh kepolisian yang salah merespons massa. "Maaf kalau Anda masih punya sedikit hati nurani, jangan menembak. Negara bisa bubar kalau begini caranya, saya ingatkan. Jangan main-main," kata Amien dalam video di akun Instagram @amienraisofficial.
(Baca Lagi: Amien Rais Sebut Negara Bisa Bubar, Sudah 3 Meninggal, Tito Bertanggung Jawab)
BACA JUGA: Buntut Demo di Bawaslu, Polisi Masih Blokade Beberapa Jalan di Petamburan
Amien lalu membawa-bawa nama umat Islam. Menurutnya, umat Islam tidak akan melakukan aksi kekerasan di saat melakukan demonstrasi.
Namun, masih melibatkan umat Islam, Amien meminta kepolisian jangan terus memancing umat. Kepolisian seharusnya tidak berbuat represif dan berlaku kasar. "Itu kalau Anda mulai, mereka akan jadi tawon, mereka jadi lebah yang luar biasa," ucap dia. (mg10/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Demo di Bawaslu: Amien Rais Sebut Negara Bisa Bubar, Sudah 3 Meninggal, Tito Bertanggung Jawab
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan