BPOM Berikan Izin Vaksinasi ke Lansia, Tetapi Ada Catatan

Minggu, 07 Februari 2021 – 22:36 WIB
Kepala BPOM Penny K Lukito. Foto: Humas BPOM

jpnn.com, JAKARTA - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengeluarkan persetujuan penggunaan darurat vaksin Covid-19 untuk kelompok lanjut usia (lansia) 60 tahun ke atas.

Meski demikian, ada sejumlah hal yang perlu diperhatikan oleh vaksinator.

Kepala BPOM Penny K Lukito mengatakan, Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KCPEN) mencatat kelompok lansia memiliki kasus kematian paling tinggi. Karena itu, izin penggunaan darurat dikeluarkan pada Jumat (5/2), untuk mereka yang berusia 60 tahun ke atas.

"Kelompok lansia menduduki porsi relatif tinggi sekitar 47,3 persen," kata dia dalam konferensi pers virtual, Minggu (7/2).

Penny menambahkan, persetujuan penggunaan darurat vaksin untuk usia 60 tahun ke atas diizinkan dengan dua dosis. Jarak waktu antardosis, yakni 28 hari.

"Peningkatan kadar antibodi yang baik yaitu setelah 28 hari pemberian dosis kedua adalah 97,96 persen. Jadi setelah 28 hari pemberian dosis kedua titer antibodi masih tinggi di 97,96 persen," kata dia.

Penny mengungkapkan alasan pihaknya mengeluarkan persetujuan ini melihay dari data uji klinis fase pertama dan kedua di China, lalu fase ketiga di Brazil.

Untuk uji klinis fase pertama dan kedua di China dilakukan ke 400 orang lansia. Menurut Penny, hasilnya menunjukkan angka yang baik, yaitu kadar antibodi 97,96 persen 28 hari setelah pemberian dosis kedua.

Sedangkan uji klinis fase ketiga di Brazil dilakukan terhadap 600 orang lansia drngan hasil aman dan tanpa ada dampak serius.

Efek samping yang muncul umumnya ringan, yaitu sakit kepala, mual, nyeri, demam, dan bengkak.

“Dengan data yang dapat ditoleransi dengan baik dan tidak ada efek samping yang serius," jelas Penny.

Meski demikian, Penny mengingatkan vaksinasi kepada orang lansia harus dilakukan dengan hati-hati.

BACA JUGA: Menristek: Pasien Covid-19 yang Diterapi Stem Cell Terbukti Lebih Bertahan

Kelompok ini dinilai cenderung memiliki komorbid sehingga proses skrining menjadi sangat penting sebelum dokter memberikan persetujuan vaksinasi.

BPOM, kata dia, sudah memberikan panduan bagi tenaga kesehatan melalui lembar fakta.

Selain itu, manajemen risiko juga perlu dilakukan, terutama bila terjadi kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI).

"Khusus untuk lansia di atas 70 tahun, tentu perlu ada pertimbangan khusus, pendampingan dari dokter yang mendampingi dan melakukan skrining pada saat pemberian vaksin tersebut," kata Penny. (tan/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?

BACA JUGA: Richard Lee Itu Dokter, Bukan Artis seperti Mbak Kartika Putri

BACA JUGA: Puluhan Koruptor di Lapas Sukamiskin Terkena Covid-19


Redaktur : Yessy
Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler