BPOM Sebut Kolaborasi SEARN Mampu Meningkatkan Akses Obat dan Alat Kesehatan

Kamis, 27 Juli 2023 – 15:57 WIB
Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan World Health Organization South-East Asia Regulatory Network (WHO-SEARN) Assembly, pada Senin-Kamis, 24–27 Juli 2023. Foto: dokumentasi humas BPOM

jpnn.com, JAKARTA - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) secara aktif berpartisipasi pada forum SEARN bersama dengan Kementerian Kesehatan mendukung penuh penyelenggaraan SEARN Assembly.

Seperti diketahui, Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan World Health Organization South-East Asia Regulatory Network (WHO-SEARN) Assembly, pada Senin-Kamis, 24–27 Juli 2023

BACA JUGA: Mayora Group Raih Penghargaan Tertinggi dari BPOM

Pertemuan tahun ini mengangkat tema Regulatory Collaboration for Harnessing Assured Medical Product Access dengan membahas kolaborasi antar-otoritas regulator obat dalam melakukan pengawalan mutu obat, pengembangan dan penegakan standar, serta pengawasan obat dan produk medis lainnya. 

Selain itu, akan dilakukan pembahasan terkait dukungan perkuatan otoritas regulator obat melalui peningkatan kapasitas regulator di semua fungsi regulator obat negara anggota SEARN, termasuk fungsi penyusunan standar dan regulasi, perizinan produk dan sarana, surveilans mutu dan keamanan serta kapasitas laboratorium. 

BACA JUGA: Bea Cukai Tingkatkan Sinergi dengan BPOM & Instansi Pemerintah Lainnya, Ini Tujuannya

Kepala BPOM RI, Penny K. Lukito dalam sambutannya menjelaskan sesuai dengan tema yang diangkat tahun ini, kerja sama dan kolaborasi antara otoritas regulator obat negara anggota SEARN dapat menjawab tantangan dalam hal pengawasan obat.

"Terutama, terkait akses terhadap obat-obat yang aman, berkhasiat, dan bermutu," ujar Penny.

Dia menyebutkan upaya kolektif SEARN dalam memperkuat sistem regulasi dan mempromosikan lanskap regulasi yang harmonis di kawasan ini akan membuka jalan bagi kelancaran pergerakan produk obat lintas batas.

"Melalui SEARN, kami memiliki kemampuan untuk memperkuat kerangka pengawasan obat melalui kolaborasi, berbagi informasi, serta penyelarasan peraturan dan standar obat yang mengacu pada standar internasional dan prinsip good regulatory practice (GRP)" kata Penny K Lukito, Rabu (26/7).

Penny juga menyebutkan otoritas regulatori obat juga perlu mendorong pemangku kepentingan untuk menyediakan obat esensial yang terjangkau dan sangat penting dalam pelayanan kesehatan

"Ini menjadi hal yang krusial sebagai prioritas utama kita dan sejalan dalam pencapaian sustainable development goal 3, yaitu untuk memastikan dan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan bagi semua kalangan di semua usia," lanjutnya. 

Dia juga menegaskan dengan memastikan ketersediaan dan keterjangkauan obat saja tidaklah cukup serta perlu menjadi prioritas adalah memastikan obat-obat tersebut digunakan dengan bijak dan bertanggung jawab.

"Jadi, tidak hanya memastikan obat yang aman dan bermutu, tetapi juga penggunaan obat tersebut dengan cara yang tepat, pada waktu yang tepat, dan untuk tujuan yang tepat," jelasnya.

Di sisi lain, Director Department of Health Systems Development (HSD) WHO SEARO, Dr. Manoj Jhalani, yang mewakili Regional Director WHO SEARO memberikan apresiasi kepada BPOM dan Kementerian Kesehatan atas kepemimpinan yang kuat dan kesediaan untuk memfasilitasi pertemuan yang sangat penting ini. 

Dia menyampaikan bahwa Indonesia mampu belajar dari pengalaman untuk memperkuat dan mengembangkan sistem dan kapasitas regulatorinya kemudian membagikannya kepada negara anggota SEARN.

"Saya yakin, dalam waktu yang tidak lama Indonesia akan menjadi salah satu otoritas regulator obat yang kuat," katanya.

Manoj Jhalani juga mengajak seluruh peserta untuk berpartisipasi aktif dalam pertemuan ini. 

SEARN Assembly merupakan kesempatan yang baik bagi seluruh regulator dan WHO untuk berkolaborasi, berbagi pengalaman, dan juga informasi.

"Selain itu, juga merumuskan strategi poin aksi yang akan dilakukan untuk peningkatan kapasitas regulatori negara anggota dan keberlanjutan jejaring SEARN," pungkas Manoj Jhalani.(mcr8/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Kenny Kurnia Putra

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
BPOM   WHO   ASEAN   obat   kesehatan   alat kesehatan  

Terpopuler