jpnn.com, NGAWI - Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Surabaya memperketat pengawasan makanan dan minuman khususnya kuliner menu buka puasa.
Salah satu langkahnya, dengan menerjunkan mobil labolatorium keliling di Alun Alun Merdeka Ngawi untuk melakukan pengujian.
BACA JUGA: Menikmati Takjil di Pasar Benhil
Petugas mengambil puluhan sampel makanan dan minuman yang dijual pedagang untuk berbuka puasa.
Satu per satu sampel diuji secara cepat dengan peralatan laboratorium yang dibawa dalam mobil.
BACA JUGA: Bakso Ketupat, Menu Buka Puasa Bikin Penasaran
Petugas BPOM Budi Sulistyowati mengatakan, langkah ini untuk mengantisipasi penggunaan zat terlarang dalam makanan dan minuman menu buka puasa.
"Seperti boraks, formalin dan rodhamin-B. Boraks biasanya disalahgunakan, untuk mengawetkan makanan siap saji, padahal efeknya bisa merusak organ ginjal, hati dan syaraf otak," ujar Budi.
BACA JUGA: Gak Boleh Sembarangan Saat Buka Puasa, Syahrini Bawa Rantang
Sedangkan formalin, yang biasa untuk mengawetkan mayat juga sering disalahgunakan untuk mengawetkan makanan.
Dampak negatifnya, bisa menyebabkan keracunan dan merusak organ pencernaan.
Rodhamin-b, pewarna tekstil tersebut juga sering disalahgunakan untuk mewarnai makanan dan mengawetkan daging dan ikan.
Dampak negatifnya, bisa menyebabkan berbagai iritasi pada organ tubuh dan kerusakan hati.
"Dari sebanyak 40 sampel makanan dan minuman yang di uji cepat, petugas tidak menemukan zat berbahaya," jelas Budi.
Penjual Takjil Santi menjelaskan tidak berani menggunakan zat pengawet dan pewarna berbahaya.
"Karena makanan dan minuman tersebut, jika berlebih juga dikonsumsi sendiri," kata Santi.
Selama bulan ramadan, masyarakat khususnya umat Islam diharapkan lebih berhati-hati saat membeli makanan dan minuman sehingga terhindar dari resiko yang membahayakan kesehatan. (yos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menu Buka Puasa Sehat ala Chef Ganteng
Redaktur & Reporter : Natalia