BPOM Wajibkan Label Bahaya, Jangan Ada Pakar yang Bilang BPA Aman

Sabtu, 07 Desember 2024 – 04:35 WIB
BPOM Wajibkan Label Bahaya BPA, Jangan Ada Pakar yang Bilang Aman . Foto ilustrasi: antaranews.com

jpnn.com, JAKARTA - Komunitas Konsumen Indonesia (KKI) menyoroti opini sejumlah pakar yang mengeklaim Bisfenol A (BPA) aman digunakan, meski Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah mewajibkan label peringatan bahaya BPA pada galon guna ulang berbahan polikarbonat.

KKI menilai opini tersebut dapat membingungkan konsumen yang berusaha memahami risiko nyata BPA terhadap kesehatan.

BACA JUGA: Isu BPA Disebut Bukan Dilatari Persaingan Usaha, Warga Tidak Percaya

"Kami melihat adanya pengaburan fakta yang terorganisir di berbagai media terkait risiko BPA pada galon guna ulang. Ini jelas membingungkan konsumen," kata Ketua KKI, David Tobing, di Jakarta, beberapa waktu lalu.

BPOM sendiri telah mengambil langkah tegas dengan mengatur kewajiban pemberian label bahaya BPA pada galon guna ulang.

BACA JUGA: BPOM RI Berharap Danone Dapat Berpartisipasi & Berkontribusi Mendukung Program Pemerintah

Langkah ini sejalan dengan kebijakan di berbagai negara seperti Kanada, Uni Eropa, Amerika Serikat, hingga Jepang, yang bahkan melarang atau membatasi penggunaan BPA pada produk tertentu.

Namun, klaim sebagian pakar yang tidak didukung riset ilmiah justru memperkeruh pemahaman masyarakat.

BACA JUGA: Pakar Polimer ITB: Jangan Gunakan Isu BPA Mengacaukan Persaingan Sehat

David menegaskan bahwa KKI mendukung penuh regulasi BPOM demi melindungi konsumen, terutama anak-anak dan keluarga.

"Kami mendukung langkah BPOM untuk memastikan masyarakat mendapatkan informasi yang jelas terkait risiko BPA. Banyak keluarga telah lama mengonsumsi air dari galon polikarbonat yang berpotensi mencemari air dengan BPA," ujar David.

Menurut KKI, peluruhan BPA ke air minum kerap disebabkan oleh kesalahan dalam proses distribusi dan penggunaan galon. Galon polikarbonat yang terpapar sinar matahari langsung atau suhu tinggi berisiko lebih besar mengalami peluruhan BPA.

Selain itu, pencucian dengan deterjen keras di depot isi ulang juga memperparah risiko ini. BPOM sendiri telah menemukan kadar BPA yang melebihi ambang batas di galon guna ulang di beberapa kota besar seperti Jakarta, Medan, dan Bandung.

Untuk memberikan edukasi lebih lanjut, KKI tengah melakukan riset mendalam mengenai bahaya BPA dan dampaknya bagi kesehatan.

"Kami sedang menyusun hasil riset yang akan segera kami publikasikan untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat," kata David. (jlo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
BPOM   BPA   pakar kesehatan   bahaya BPA   KKI  

Terpopuler