BPS Catat Inflasi Agustus 2021 Menanjak Tipis

Rabu, 01 September 2021 – 13:02 WIB
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada Agustus 2021 sebesar 0,03 persen. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada Agustus 2021 sebesar 0,03 persen.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto menyatakan beberapa harga komoditas mengalami peningkatan dan adanya momentum tahun ajaran baru.

BACA JUGA: BPS: Ekspor Pertanian Januari-Juli 2021 Tumbuh Positif 8,72 Persen

“Pada Agustus 2021 terjadi inflasi 0,03 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,57,” kata Setianto dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (1/9).

Setianto mengatakan pendorong inflasi ini di antaranya harga minyak goreng yang naik dan momentum tahun ajaran baru sehingga uang sekolah SD, SMP, dan perguruan tinggi turut meningkat dengan masing-masing andilnya 0,02 persen.

BACA JUGA: PKS Ingatkan Pemerintah soal Fakta di Balik Data BPS, Waspada!

Beberapa komoditas lain seperti tomat, ikan segar, pepaya, rokok kretek, sewa rumah, dan uang sekolah SMA, juga mengalami peningkatan dengan masing-masing andilnya sebesar 0,01 persen.

Selain itu beberapa komoditas yang berkontribusi dalam deflasi di antaranya adalah cabai rawit dengan andil cukup besar yakni minus 0,05 persen.

BACA JUGA: BPS: Secara Teknis Indonesia Sudah Mengakhiri Resesi Ekonomi

Kemudian beberapa komoditas lain seperti daging ayam ras, cabai merah, bayam, buncis, kacang panjang, kangkung, sawi hijau dan tarif angkutan udara turut memberikan andil deflasi terhadap inflasi pada Agustus 2021.

"Terjadinya inflasi pada Agustus, maka inflasi tahun kalender Januari sampai Agustus sebesar 0,84 persen dan tahun ke tahun (yoy) sebesar 1,59 persen," kata Setianto.

Setianto juga mengatakan dari 90 kota IHK, sebanyak 34 kota menyumbang inflasi dan sebanyak 56 kota yang mengalami deflasi pada Agustus 2021.

BPS mencatat inflasi tertinggi terjadi di Kendari yaitu sebesar 0,62 persen karena adanya kenaikan pada harga komoditas bayam dan ikan-ikanan seperti ikan kembung, ikan layang, ikan benggol, ikan selar, ikan tude serta ikan teri.

"Deflasi tertinggi terjadi di Sorong sebesar minus 1,04 persen dengan komoditas yang menyebabkan deflasi tinggi meliputi ikan kembung, angkutan udara, cabai rawit, kangkung, dan sawi hijau," kata Setianto. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler