jpnn.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi November 2022 mencapai 0,09 persen secara month-to-month (mtm) dibandingkan bulan sebelumnya dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 112,85.
Berdasarkan sebaran wilayahnya, sebanyak 62 kota dari 90 kota IHK mengalami inflasi, dengan yang tertinggi terjadi di Kota Ambon sebesar 1,15 persen (mtm) akibat kenaikan harga rokok kretek filter dengan andil 0,32 persen, angkutan udara 0,09 persen, serta tempe 0,08 persen.
BACA JUGA: BPS Catat Pertumbuhan Ekonomi Mencapai 5,72 Persen pada Triwulan III 2022
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto mengatakan penyumbang inflasi berasal dari mayoritas kelompok pangan.
"Beberapa komoditas penyumbang inflasi, di antaranya telur ayam ras, tomat, beras, tempe, dan tahu mentah. Ada juga rokok kretek filter dan emas perhiasan,” ujar Setianto dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (1/12).
BACA JUGA: BPS Buka-bukaan Faktor Penurunan Harga Sepanjang Oktober 2022
Harga telur ayam ras memiliki andil tertinggi dalam inflasi November 2022 secara bulanan, yang disebabkan adanya peningkatan permintaan.
Adapun harga telur ayam ras naik sebesar 2,77 persen (mtm) dan 17,11 persen (yoy) menjadi rata-rata Rp 27.476 per kilogram.
Selain itu, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, di antaranya kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 5,87 persen, pakaian dan alas kaki 1,53 persen, perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga 3,24 persen.
Kemudian, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 4,96 persen, kesehatan 2,90 persen, transportasi 15,45 persen, rekreasi, olahraga, dan budaya 2,90 persen, pendidikan 2,76 persen.
Selanjutnya, BPS menyebut kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 4,59 persen dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 5,48 persen.(mcr28/jpnn)
Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Wenti Ayu Apsari