BPS Siapkan Data untuk Pemberatasan Terorisme

Selasa, 27 Desember 2016 – 12:28 WIB
BNPT menjalin kerja sama dengan BPS. Foto: Ist

jpnn.com - JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Badan Pusat Statistik (BPS) menandatangani nota kesepahamanan (MoU) kerja sama penyediaan serta pemantapan data dan informasi Statistik Dalam Rangka Penanggulangan Terorisme di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa (27/12).

MoU sebagai bagian dari pelibatan kementerian dan lembaga dalam penanggulangan terorisme.

BACA JUGA: Bamsoet: Sukses Densus 88 Bikin Simpatisan ISIS Marah

Selain BPS, BNPT akan bersinergi dengan 25 kementerian dan lembaga lainnya.

“Ini merupakan upaya nyata BNPT untuk memperkuat sinergi berdasarkan data statistik secara nasional sehingga nantinya kebijakan dan strategi yang dihasilkan bisa secara integratif dan berkelanjutan. Dengan demikian program penanggulangan terorisme bisa lebih efektif dan lebih baik,” kata Kepala BNPT Komjen Pol Suhardi Alius.

BACA JUGA: Sandiaga: RT/RW Berperan Penting Menangkal Terorisme

Suhardi mengungkapkan, selama ini beberapa program penanggulangan terorisme ada yang belum fokus, terutama menyangkut data dan statistik.

Dia berharap, sinergi dengan BPS ini menjadi solusi untuk untuk menyusun langkah baru bersama 25 kementerian dan lembaga.

BACA JUGA: Terduga Teroris Rencanakan Aksi di Malam Tahun Baru

Menurutnya, BNPT tidak mungkin menanggulangi terorisme tanpa keterlibatan pihak-pihak terkait. Apalagi, penanggulangan terorisme harus dilakukan dari hulu sampai hilir.

Selama ini, hard approach belum menyentuh hulu masalah. Karena itu, BNPT juga harus fokus menyentuh dari hulu sampai hilr agar bisa mereduksi akar masalah terorisme.

“Masalah terorise banyak variabelnya seperti kemiskinan, sosial ekonmi, meski landasannya masalah ideologi. Dengan perkembangan zaman dengan transformasi teknolgi luar ibasa, bagaimana sosial media memengaruhi mindset anak bangsa,” imbuhnya.

Karena itu, sambung Suhardi, dalam rangka mendorong efektivitas, perlu data dan informasi statisitik, yang bisa mengukur indeks terorisme di Indonesia.

“Semoga ini bisa meningkatkan sinergi antarlembaga dalam penanggulangan terorisme. Saya berharap MoU ini bisa diimplementasikan dengan penuh komitmen oleh kedua belah pihak dalam penanggulangan terorisme di Indonesia,” ujar Suhardi.

Sementara itu, Kepala BPS Suhariyanto menyambut baik penandatanganan MoU ini. Menurutnya, ini adalah MoU pertama BNPT dengan BPS.

“Sungguh saya berharap momentum ini bisa menjadi awal yang lebih baik untuk menyusun kerja sama lebih erat antara BNPT dan BPS ke depan,” tutur Suhariyanto.

Suhariyanto awalnya sempat ragu saat menerima ‘pinangan’ BNPT.

Namun, setelah membaca dari kejadian bom Thamrin sampai terakhir penggagalan rencana teror di Bekasi, Tangerang, dan Purwakarta, dia baru sadar bahwa apa yang di media itu hanya di hilir.

Sedangkan hulu dalam terorisme itu sangat kompleks.

“Silakan memanfaatkan data BPS. Dari MoU ini  kami akan susun indeks risiko terorisme. Sehingga suatu sat nanti, indeks ini bisa sampai level kabupaten dan kota sehingga bisa jadi dasar monitoring yang komprehensif. Saya betul-betul berharap data BPS sekecil apa pun bisa memberikan kontribusi pada penanggulangan terorisme di Indonesia,” jelas Suhariyanto.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Wuih...Bang Sandi Punya Jurus untuk Mencegah Aksi Teror


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler