BPSDM Kemenkumham Gelar Halalbihalal untuk Memulai Hal Positif

Rabu, 12 Juli 2017 – 17:57 WIB
Kepala BPSDM-HAM Kemenkumham Mardjoeki dalam halalbihalal di Auditorium BPSDM-HAM di Cinere, Depok, Jawa Barat. Foto: BPSDM Kemenkumham

jpnn.com, DEPOK - Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Hukum dan Hak Asasi Manusia (BPSDM Hukum dan HAM) Kemenkumham menggelar halalbihalal bagi seluruh pimpinan dan pegawainya, Selasa (11/7). Kepala BPSDM-HAM Mardjoeki mengatakan, halalbihalal itu sebagai upaya mempererat tali silaturahmi dan saling memaafkan.

Menurut Mardjoeki, halalbihalal itu juga untuk menjalin hubungan baik demi mendongkrak kinerja aparatur. “Sama-sama memulai hal yang baru dengan kegiatan yang positif,” ucapnya saat menyampaikan kata sambutan pada halalbihalal yang digelar di Auditorium Gedung BPSDM Hukum dan HAM di Cenere, Depok, Jawa Barat itu.

BACA JUGA: Kemenkumham Terus Pantau Penerapan Antigratifikasi

Kegiatan halalbihalal itu juga diisi tausiah oleh Ustaz M Nurul Irfan yang menyampaikan makna dari Lebaran maupun ketupat. Menurutnya, istilah Lebaran sering dipakai masyarakat dalam menyambut Idul Fitri.

Padahal Lebaran berasal dari kata ‘lebar’ dalam Bahasa Jawa yang bermakna selesai. Artinya setelah selesai Ramadan, umat Islam memasuki Syawal. “Hingga tibalah waktunya masuk bulan Syawal,” ucapnya menjelaskan.

BACA JUGA: BPSDM Gelar Diklat untuk Tingkatkan Pemahaman Penegak Hukum atas HAM

?Sedangkan ketupat, sambung Irfan, juga berasal dari kata dalam Bahasa Jawa, yaitu kupat. Menurut Irfan, kupat merupakan singkatan dari ngaku lepat atau mengaku bersalah untuk meminta maaf.

BACA JUGA: Petugas Lapas Harus Utamakan Teamwork

Karenanya, dalam Lebaran ada sungkeman atau bersimpuh di hadapan orang tua sambil memohon maaf. “Atas kesalahan yang pernah dilakukan,” tuturnya.

Selain itu, kupat juga berarti akronim dari laku papat atau empat tindakan. Yaitu Lebaran, luberan, leburan dan laburan.

Luberan berarti melimpah yang bermakna simbol untuk bersedekah. Adapun leburan berarti habis atau melebur.

Sedangkan laburan berasal dari kata labur, yakni kapur yang biasanya digunakan untuk menjernihkan air. “Kata ini menyimpan pesan bahwa manusia sebaiknya senantiasa menjaga kesucian lahir dan batinnya,” tuturnya.(adv/jpnn)  

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kanwil Kemenkumham Kalbar Gelar RDLKBM demi Membentuk Pegawai Andal


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler