BRI Genjot Kredit Infrastruktur

Rabu, 15 Agustus 2012 – 11:25 WIB
JAKARTA - Penyaluran pembiayaan atau kredit di sektor infrastruktur kian digenjot melalui program Masterplan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). PT Bank Rakyat Indonesia Tbk misalnya, yang menargetkan mampu mencetak portofolio kredit infrastruktur mencapai Rp 20 triliun hingga akhir 2012.

"Direktur Utama BRI Sofyan Basir mengatakan saat ini portofolio kredit infrastruktur masih minim, setidaknya dati total nilai kredit BRI pada semester pertama 2012 sebesar Rp 304,81 triliun. "Sekarang porsinya (kredit infrastruktur) masih di bawah 10 persen. Namun hingga akhir tahun kami targetkan porsinya sampai 15 persen," jelasnya kemarin usai memberangkatkan pemudik.

"Menurut Sofyan, minimnya penyaluran kredit pada infrastruktur lantaran pihaknya masih fokus untuk mendukung sektor mikro dan UKM. Namun demikian, pihaknya saat ini bakal menggenjot performa kredit di sektor infrastruktur seiring dengan tugasnya sebagai pelaksana Treasury Single Account, atau pengatur alur penerimaan dan pengeluaran negara."Jadi kredit infrastruktur ini jadi bagian bisnis BRI untuk mendukung BUMN. Sehingga kami melaksakan pembangunan proyek-proyek infrastruktur yang dananya dari APBN, dan sangat mudah," paparnya.

"Seberapa besar dana yang disiapkan untuk proyek-proyek infrastruktur, Sofyan menyebutkan bergantung proyek yang masuk, dan nilai batasnya sesuai dengan yang ditetapkan oleh APBN. Akan tetapi setidaknya, yang disetujui bisa mencapai 70 persen dari total nilai proposal proyek.

"Seperti yang pernah diwartakan, pada APBN 2012, Pemerintah telah mengalokasikan anggaran khusus infrastruktur sebesar Rp 36,7 triliun, dan belanja modal sebesar Rp 168,27 triliun, dari total postur APBN 2012 sebesar Rp 1548,3 triliun. Pada 2013, nilai dana infrastruktur bahkan bakal ditingkatkan untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 6,8 persen hingga 7,2 persen.

"Kami optimistis progress pembiayaan infrastruktur selalu positif karena nilai kredit macetnya (non performing loan/NPL) nol persen," ungkap Sofyan.

"Lantaran itu, saat ini pihaknya tengah menerima proposal pembangunan infrastruktur dari berbagai korporasi, khususnya dengan korporasi BUMN. Beberapa proposal yang telah masuk adalah PT Adhi Karya Persero (Tbk), PT Hutama Karya (Persero), dan PT Pelindo II. Proposal tersebut diantaranya untuk mengerjakan proyek-proyek pembangunan jalan tol, hingga pelabuhan. "Sebanyak 80 persen dari pemberi proposal masih dari perusahaan BUMN, sisanya swasta," jelasnya.

"Contoh proyek infrastruktur yang saat ini tengah ditangani oleh BRI adalah proyek pembangunan pelabuhan Kali Baru senilai Rp 22 triliun. Dalam proyek tersebut, pihaknya bakal mengucurkan pembiayaan sebesar Rp 11 triliun, melalui proses sindikasi kredit dengan bank BUMN lainnya, seperti PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.""Plafon kredit secara keseluruhan untuk BUMN adalah Rp 80 triliun," paparnya.

"Sebagai tambahan informasi, Pemerintah telah mengalokasikan anggaran infrastruktur sebesar Rp 755 triliun mulai 2011 hingga 2014, untuk mendukung Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia. Dari jumlah itu, sebesar Rp 544 triliun berasal dari pemerintah, dan sisanya Rp 211 triliun dari kerja sama pemerintah swasta (public private partnership/PPP)."Adapun alokasi pembangunan infrastruktur, sebesar Rp 143 triliun digunakan untuk membangun jalan, Rp138 triliun untuk membangun jalur kereta api, dan Rp49 triliun untuk pelabuhan laut.

"Untuk membangun bandara dialokasikan dana sebesar Rp14 triliun, kelistrikan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp288 triliun, infrastruktur keairan Rp8 triliun, telekomunikasi Rp102 triliun, serta lain-lain senilai Rp 13 triliun. (gal)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Diakuisisi Google, Motorola PHK Ribuan Pekerja

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler