"Karena saat ini tingkat bunga obligasi sudah turun, kami kembali mengkaji ulang waktu penerbitan. Kami berharap tren bunga obligasi tahun depan bisa lebih rendah dan bisa mengurangi biaya penerbitan," terangnya pada wartawan, Rabu (28/11).
Dia memaparkan, jika ekonomi AS membaik pada 2013, investor asing diproyeksikan mencari surat utang dalam bentuk valas. Sejauh ini, AS memang masih menjadi penentu timing penerbitan. Diproyeksi, BRI menerbitkan obligasi berdenominasi dolar USD 500 juta. Namun, hingga saat ini, perbankan pelat merah itu belum juga memulai penerbitan tersebut.
Sementara itu, Kepala Kantor ADB untuk Integrasi Ekonomi Regional Iwan Jaya Azis sebelumnya mengatakan, secara detail, pasar obligasi korporasi di Indonesia terus naik meski dengan agregat yang tipis. Pada akhir September 2012, pasar obligasi korporasi Indonesia tumbuh 3,1 persen daripada akhir Juni 2012 serta naik 27,2 persen atau lebih besar jika dibandingkan dengan akhir September tahun lalu.
Tercatat obligasi korporasi hingga akhir kuartal III 2012 sebesar Rp 171,3 triliun atau mencapai USD 18 miliar. Jika dibandingkan dengan akhir Juni 2012, angka total market obligasi atau bond meningkat dari Rp 166,2 triliun. Sebesar 31 perusahaan besar di Indonesia merupakan kontributor terbesar, yaitu mencapai Rp 133,5 triliun, hingga akhir September 2012. Disebutkan, ada tiga perusahaan dengan obligasi terbesar di Indonesia. Yakni, PLN (Rp 14,2 triliun), Adira Dinamika Multifinance (Rp 9,6 triliun), dan Indosat (Rp 9,3 triliun). (gal/c6/kim)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bank Mandiri Fokuskan Sektor Transportasi
Redaktur : Tim Redaksi