jpnn.com, DENPASAR - Komandan Resor Militer 163/Wira Satya Brigjen TNI Husein Sagaf mengatakan bahwa berdasarkan komando dari pusat, ada 2.000 warga yang menjadi sasaran tes cepat antigen COVID-19 di wilayah Bali.
Dari jumlah tersebut baru tercapai sekitar 25 persen.
"Kalau dari pusat ada 2.000 sasaran target per harinya yang dicapai, tetapi kami masih jauh dari yang tercapai, mungkin baru 25 persen. Kami siapkan 50-100 untuk kit antigen di seluruh jajaran Kodim," kata Brigjen Husein di Denpasar, Sabtu (6/2).
BACA JUGA: Daftar Nama Pejabat Mabes TNI Peserta Vaksinasi Covid-19 Tahap Pertama
Dia mengatakan pelaksanaan operasi penanganan COVID-19, dengan menggelar tes cepat antigen ini telah menyasar pasar tradisional, tempat ibadah, tempat wisata, lapangan, dan tempat-tempat yang rentan memunculkan kerumunan.
"Responsnya, ada yang sukarela mau rapid test antigen, ada yang takut terbukti positif," katanya.
Dia berharap, kesadaran masyarakat ke depannya meningkat dan mau mengikuti rapid test antigen.
BACA JUGA: Polri Cek Informasi Terkait Penjualan Alat Rapid Antigen Palsu di Pasar Pramuka
"Dari hasil yang didapatkan kesadaran masyarakat saat ini perlu ditingkatkan, sudah bagus tetapi perlu ditingkatkan," katanya.
Dia menuturkan, tes cepat antigen ini menjadi langkah efektif untuk mengimplementasikan 3T yaitu tracing, testing dan treatment.
Selain membantu dan mendukung program pemerintah melalui 3T, juga memutus rantai penyebaran COVID-19.
BACA JUGA: Sudah 7.016 Warga Sulut Ikut Rapid Antigen, 465 Sampel Positif Covid-19
Operasi penanganan COVID-19 dengan menggelar tes cepat antigen ini akan dilaksanakan hingga hari Senin (8/2).
Kemudian, akan dilakukan evaluasi dan menentukan kebijakan untuk selanjutnya.
"Peningkatan angka COVID di Bali salah satunya karena hasil tracing, jadi makin ditracing makin tinggi, semakin ditemukan kemudian melalui proses penyembuhan lalu angka akan turun," katanya.
Danrem menyebutkan, dari hasil pelaksanaan tes cepat antigen hingga saat ini lebih banyak dengan hasil negatif, namun ada beberapa terindikasi positif.
Tes cepat antigen ini juga berlaku bagi wisatawan asing yang berada di Bali. Hingga saat ini belum ada ditemukan turis asing yang terindikasi positif hasil tes cepat antigen.
"Kebanyakan sih enggak ada ya (warga yang positif dari hasil rapid antigen) karena dites juga secara random kemudian wisatawan asing juga negatif. Tambahannya dari klaster keluarga, jadi ketika beraktivitas di luar kemudian tidak menerapkan prokes itu yang jadi penyebarannya," pungkas Husein. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adek