BRIN Menganalisis Molekuler & Diversitas Genetik Penyebab Hepatitis Akut, Hasilnya?

Sabtu, 14 Mei 2022 – 20:12 WIB
BRIN bersama Kemenkes menindaklanjuti kasus hepatitis akut misterius. Ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan Surat Edaran tentang kewaspadaan terhadap penemuan kasus hepatitis akut yang tidak diketahui etiologinya.

Penyebaran virus ini tampaknya juga terjadi di Indonesia, bahkan hingga 30 April 2022 telah tercatat 15 kasus diduga terjangkit hepatitis akut ini.

BACA JUGA: Pasutri Bripka EFJ dan Briptu EM Bikin Malu Polri, Duh

Tercatat hingga 9 Mei 2022 diduga terdapat 5 kasus kematian akibat hepatitis akut dengan etiologi yang tidak diketahui.

Kepala Organisasi Riset Kesehatan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)Ni Luh P. Indi Dharmayanti mengatakan BRIN akan berkolaborasi dengan stakeholder terkait untuk merespons kejadian ini.

BACA JUGA: Bisnis Ilegal Briptu Hasbudi Terbongkar, Yansen Berkata Begini

"BRIN akan melakukan beberapa kegiatan riset terkait severe acute hepatitis dan berkolaborasi dengan Kemenkes, perguruan tinggi atau lembaga riset lainnya,” ujar Indi pada Sabtu (14/5).

Dengan rinci, Indi menjelaskan hal-hal yang dilakukan BRIN dalam merespons kasus ini, di antaranya, melakukan analisis molekuler dan diversitas genetik penyebab hepatitis akut yang tidak diketahui penyebabnya.

BACA JUGA: Pemerintah Jalankan Prosedur Antisipasi Kasus Hepatitis Akut

Selanjutnya, whole genome sequencing for understanding Hepatitis Acute epidemiology and phenotypes, metagenomics pada darah dan jaringan, dan pengembangan perangkat diagnostik.

Selain itu, juga dilakukan riset deteksi dini dan respons cepat terhadap Penyakit Hepatik Akut, eksplorasi dan pengembangan bahan baku obat dan obat tradisional untuk hepatoprotektor.

Lalu, penegakan diagnostik dan pengembangan terapi (termasuk uji klinik obat), Multiplex Reverse Transcriptase-PCR for Simultaneous Detection Hepatitis Viruses. Di samping riset mekanisme silvestrol senyawa alami dalam menghambat replikasi virus hepatitis secara in vitro dan in vivo.

“BRIN siap membantu, men-support, berkolaborasi serta bersinergi dengan Kementerian Kesehatan dan institusi terkait seperti perguruan tinggi dan lembaga riset lainnya,” lanjut Indi.

Kepala Pusat Riset Kedokteran Preklinis dan Klinis BRIN Harimat Hendarwan menjelaskan hepatitis adalah bentuk peradangan pada hati sebagai organ vital di dalam tubuh manusia yang antara lain berfungsi untuk memproses nutrisi, menyaring darah, detoksifikasi, dan sintesis protein.

“Ketika hati mengalami peradangan atau kerusakan, maka fungsi hati tersebut bisa terganggu,” kata Harimat.

Dia menambahkan, kondisi ini bervariasi, dapat sembuh sendiri (self-limiting) atau menjadi fibrosis (scarring), sirosis atau kanker hati. (esy/fat/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler