BRIN Siap Menjembatani Industri dan Masyarakat dalam Komersialisasi Produk Riset

Kamis, 18 November 2021 – 23:08 WIB
Plt Deputi Bidang Pemanfaatan Riset dan Inovasi BRIN Mego Pinandito. Foto tangkapan layar

jpnn.com, JAKARTA - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berharap menjadi jembatan bagi industri dan masyarakat termasuk peneliti agar produknya bisa sampai tahap komersialisasi. Harapannya, hasil riset membuahkan sebuah produk yang manfaatnya dirasakan masyarakat.

Pelaksana tugas (Plt) Deputi Bidang Pemanfaatan Riset dan Inovasi BRIN Mego Pinandito mengatakan, industri atau pelaku usaha bisa memakai fasilitas riset yang ada di BRIN dan sumber dayanya. Termasuk periset untuk memecahkan masalah yang dihadapi. 

BACA JUGA: BRIN Berharap 80 Persen Dana Riset di Indonesia Dibiayai Swasta

"Jadi tidak perlu membangun fasilitas sendiri," ujar Mego Pinandito dalam Pekan Riset Sawit Indonesia 2021 di Jakarta, yang digelar secara daring, Rabu (17/11).

Dikatakannya, infrastruktur atau fasilitas riset yang dimiliki BRIN, merupakan platform terbuka untuk kolaborasi dalam negeri dan internasional guna mendukung penciptaan teknologi dan inovasi. 

BACA JUGA: Jokowi Lantik Megawati Jadi Ketua Dewan Pengarah BRIN, Guru Besar IPB Berkomentar Begini

Di sisi lain, industri juga bisa memanfaatkan hibah uji klinis atau uji fungsi dengan fasilitas dari BRIN hingga proses penciptaan prototipe berhasil.

BRIN juga akan mendukung dan mengawal pengembangan teknologi dan inovasi mulai dari riset dasar. Kemudian memastikan bahwa konsep yang dibuat sudah benar, sesuai prosedur, hingga teknologi dan inovasi tersebut berkembang menjadi produk komersial.

BACA JUGA: MPR RI Dukung BRIN Jadikan Pancasila Sumber Riset dan Inovasi Nasional

"Dengan riset dan inovasi yang maju, diharapkan daya saing bangsa Indonesia meningkat, sehingga pertumbuhan ekonomi meningkat dengan basis inovasi," katanya.

Pada kesempatan sama Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Eddy Abdurrachman menyampaikan bahwa tujuan utama dari pelaksanaan pekan riset sawit Indonesia (Perisai) adalah untuk mendorong riset-riset sawit yang telah didanai BPDPKS lebih cepat dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan kelapa sawit.

Dalam acara yang digelar pada 17 sampai 18 November 2021 ini, sebanyak 13 peneliti memaparkan hasil penelitian dan pengembangan kelapa sawit. Riset mencakup sejumlah bidang antara lain budidaya, lahan, tanah, biomaterial, bioenergi, pangan, kesehatan, lingkungan, pengolahan limbah, dan sosial ekonomi, manajemen, ICT.

“Penelitian dan pengembangan sangat dibutuhkan untuk menjawab berbagai persoalan yang dihadapi oleh industri sawit, dari hulu sampai dengan hilir, dan melawan kampanye hitam terhadap sawit berdasarkan data dan fakta yang objektif,” kata Eddy.

Sementara Menko bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam sambutannya mengatakan di saat banyak sektor yang terpuruk akibat dampak pandemi Covid-19, industri sawit menjadi salah satu dari sedikit industri besar nasional yang tidak terdampak signifikan.

Kegiatan operasional di perkebunan kelapa sawit tetap berjalan normal dengan tetap memberlakukan protokol kesehatan yang ketat sehingga lebih dari 12 juta petani dan tenaga kerja di sektor sawit tetap terjamin kesejahteraannya di tengah kelesuan ekonomi sepanjang tahun ini.

Dalam konteks sumbangan devisa ekspor, sawit tetap menjadi jawara. Sektor sawit sudah satu dekade lebih menjadi penyumbang devisa ekspor terbesar nasional. 

"Sumbangan terhadap kas negara juga akan lebih besar apabila dimasukkan penghitungan sumbangan sawit dari aspek perpajakan dan kontribusi non fiskal lainnya," terang Airlangga.

Dia melanjutkan, di tengah melemahnya pasar ekspor, program mandatori biodiesel telah mendorong stabilitas harga minyak sawit di pasar dunia. Ini membuktikan sawit tidak hanya menjamin Indonesia mencapai kedaulatan pangan, tetapi juga energi. (esy/jpnn)


Redaktur : Adil
Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
industri   BRIN   Riset   Penelitian  

Terpopuler