jpnn.com, JAYAPURA - Bripda Anton Jules Matatula dibesarkan dari keluarga sederhana.
Orang tua anggota Polda Papua itu mendidik anaknya untuk menjadi sosok yang tekun dan rajin.
BACA JUGA: Anak Bacok Ibu Kandung, Biadab, Ini Tampang Si Agustinus
Di mata sang ibu, Sonya Henny Matatula, Bripda Anton adalah anak yang manja dibandingkan dua kakaknya.
Sonya mengungkapkan cita-cita Anton sejak masih duduk di bangku sekolah ialah menjadi seorang polisi.
BACA JUGA: Dua Pekerja RDMP Kilang Minyak Balikpapan Mengaku Dianiaya Atasan, Polisi Diminta Tindak Tegas
Cita-cita itu meneruskan keinginan sang kakak yang telah meninggal dunia.
"Jadi polisi itu cita-cita kakaknya, setelah kakaknya meninggal Anton dengan jiwa besar meneruskan impian almarhum," ucap Henny kepada JPNN pada Senin (21/3) sore.
BACA JUGA: Berondong yang Bikin Mbak WF Berdarah-darah Ditangkap
Selain anak yang rajin dan penyabar, Bripda Anton di mata ibunya merupakan anak yang cengeng, suka mewek.
Dia menceritakan, ketika Bripda Anton dimarahi seketika air mata langsung bercucuran di pipi sang anak.
"Meski dia sudah jadi polisi, kalau saya marah pasti dia menangis," ujar Henny sembari mengingat sang anak yang belum jelas keberadaannya hingga saat ini.
Bripda Anton alumnus SMA 5 Jayapura, sekolah unggulan di ibu kota Papua.
Selama menjalani pendidikan di bangku SD hingga SMA, Anton kerap mendapatkan peringkat terbaik. Bripda Anton merupakan lulusan Bintaran Polri 2022.
Hingga hari ke-10, aparat gabungan masih menyisir Sungai Tami guna menemukan keberadaan Bripda Anton.
Bripda Anton dianiaya lima orang dan diduga tewas pada 28 Februari lalu.
Kasus penganiyaan tersebut berawal dari kecelakaan lalu lintas. Anton tidak sengaja menabrak mobil milik pelaku yang terparkir di Jalan Macan Tutul, Dok V Atas Distrik Jayapura Utara.
Ketika hendak berdiri setelah terjatuh dari sepeda motornya, Bripda Anton dipukul oleh salah satu pelaku.
Tidak berselang lama pelaku lainnya pun ikut memukul Bripda Anton menggunakan martil berulang kali di kepala.
Melihat korban tidak berdaya, para pelaku kemudian mengangkat jasad ke atas mobil Hilux kemudian membawanya ke Sungai Tami.
Bripda Anton dibuang ke dalam sungai yang terletak di perbatasan Kota Jayapura dan Kabupaten Keerom itu.
Kasus penganiayaan Anton itu terkuak setelah polisi menyidik laporan keluarga. (mcr30/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Berhubungan Sama Berondong, Mbak WF Itunya Sampai Berdarah-darah, Walah
Redaktur : Adek
Reporter : Ridwan Sangaji