Bripda Rifat Akbar Meninggal, Kombes Ngajib Ultimatum Pembuat Onar: Berulah Lagi, Kami Tindak Tegas

Selasa, 15 Maret 2022 – 12:11 WIB
Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Ngajib seusai menghadiri acara Forum Diskusi bersama dengan tokoh masyarakat, tokoh agama, unsur pemerintah dan lurah yang ada di wilayah Kecamatan ITI dan IT III di Masjid Nur Ramadhon, Senin sore. Foto: edho/sumeks.co

jpnn.com, PALEMBANG - Kapolrestabes Palembang Kombes Mokhamad Ngajib mengaku geram dengan aksi tawuran yang kerap terjadi di sejumlah wilayah di Kota Palembang.

Ke depan, dia pun memastikan tidak akan segan-segan mengambil tindakan tegas bagi siapa saja yang membuat onar, tawuran dan keributan di wilayah hukum Palembang.

BACA JUGA: Dapat Info dari Warga, Anak Buah Brigjen Joko Bergerak ke Rumah RM, Lihat Hasilnya, Luar Biasa

“Tawuran yang terjadi kemarin dan viral itu ternyata tidak hanya anak-anak saja, ada orang dewasa dan yang tua malah ikut tepuk tangan yang terkesan menjadi provokasi,” ujar Ngajib saat menghadiri acara Forum Diskusi bersama dengan tokoh masyarakat, tokoh agama, unsur pemerintah dan lurah yang ada di wilayah Kecamatan IT I dan IT III di Masjid Nur Ramadhon, Kelurahan 9 Ilir, Senin (14/3) sore.

Forum diskusi tersebut sengaja dihadiri Kapolrestabes untuk menindaklanjuti peristiwa tawuran yang berujung menceburkan minibus seusai dirusak di Jerambah Geledek, Kelurahan 13 Ilir, Kecamatan IT III, pada Minggu (13/3) pagi.

BACA JUGA: Masih Ingat Kasus Mobil yang Diamuk Massa dan Dibuang ke Sungai? Ini Kabar Terbarunya

Kombes Ngajib menegaskan saat peristiwa itu terjadi pihaknya sudah mendapat informasi dari Babinkamtibmas selaku lini terdepan kepolisian.

Ngajib juga menyampaikan kabar duka dampak dari aksi tawuran ini yang secara tidak langsung mengakibatkan jatuhnya korban jiwa.

BACA JUGA: Minibus Diamuk Massa Lalu Dibuang ke Sungai, Sopir Kabur Bawa Pedang, Begini Ceritanya

“Satu anggota kami Bripda Rifat Akbar, anggota Sat Sabhara Polrestabes Palembang meninggal dunia akibat laka lantas. Saat kejadian almarhum yang baru tiga bulan menjadi polisi ini mengejar untuk ikut apel di kantor sebelum ikut mengamankan lokasi tawuran di 13 Ilir,” beber Ngajib.

Ke depan dia berharap, kejadian seperti ini tak akan terjadi lagi dan menjadi tugas bersama untuk mengamankan.

Mantan Direktur Direktorat Samapta Polda Metro Jaya ini menambahkan lebih kurang dua bulan menjabat Kapolrestabes Palembang, dirinya bertekad untuk menghapus budaya “tujah” dan budaya “asmara subuh”.

“Hal itu berpotensi dan menjadi salah satu pemicu dari terjadinya aksi tawuran, terutama saat bulan suci ramadan,” tambahnya.

Sementara, Ketua RW 04, Kelurahan 13 Ilir, Supendi mengungkapkan, wilayahnya memang menjadi salah satu pusatnya tempat ana-anak muda nongkrong dan tawuran.

“Kami sudah sering menegur orang tuanya tetapi justru mereka marah, dan bahkan sering memberikan ancaman kepada kami,” katanya.

BACA JUGA: Kodam Jaya Diminta Tegas Basmi Kelompok Radikal, Jenderal Dudung: Jangan Ragu, Jumlahnya Kecil

Pihaknya ke depan berharap kepada kepolisian agar dapat memberikan perlindungan hukum, seandainya pihaknya masih menerima tindakan pengancaman dari orang tua, anaknya yang terlibat aksi tawuran termasuk dari pelaku tawuran itu sendiri.(dho/sumeks)


Redaktur & Reporter : Budianto Hutahaean

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler