Bripka CS Tembak Mati 3 Orang, Bang Neta Sindir Kepedulian Atasan

Jumat, 26 Februari 2021 – 19:14 WIB
Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane. Foto: YouTube JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat kepolisian Neta S Pane menilai sistem penggunaan senjata api bagi aparat kepolisian perlu diperbaiki, menyusul peristiwa penembakan yang dilakukan Bripka CS terhadap tiga orang di Cengkareng, Kamis (25/2) dini hari kemarin.

Neta menilai, evaluasi terhadap aparat yang memegang senjata api perlu dilakukan secara ketat dan berkala.

BACA JUGA: Bripka CS Tembak Mati Anggota TNI-Karyawan Kafe, Kapolri Langsung Keluarkan Telegram, Nih Isinya

"Misalnya, ketentuan psikotes setiap enam bulan bagi anggota polri pemegang senjata api, harus konsisten dilakukan," ujar Neta kepada jpnn.com, Jumat (26/2).

Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) ini menyebut, ketentuan psikotes sangat penting konsisten dilakukan.

BACA JUGA: Terekam CCTV, Tidak Sampai 10 Menit, Seorang Wanita

Pasalnya, untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat stres aparat, sehingga jangan sampai membahayakan diri sendiri maupun orang lain yang ada di sekitarnya.

"Langkah lain, saya kira pengawasan maksimal terhadap aparatur kepolisian yang terindikasi melenceng juga perlu konsisten dilakukan," ucapnya.

BACA JUGA: Innalillahi, AKBP Teguh Purwanto Meninggal Dunia

Neta lebih jauh menilai, sebenarnya tidak perlu ada kebijakan khusus yang harus dibuat oleh Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo menyikapi kasus yang ada.

Karena standar operasional prosedur (SOP) kepolisian saat ini sudah mengatur dengan baik. Selain itu juga kebijakan terkait pengawasan, juga telah ditetapkan dalam berbagai ketentuan.

"Semuanya saya kira sudah cukup komprehensif, tetapi pelaksanaannya tidak konsisten dan kepedulian masing-masing atasan selalu melemah," ucapnya.

Menurut Neta, konsistensi dan komitmen sangat penting untuk menjalankan semua konsep yang ada.

Karena itu, kapolri harus mampu memilih para kapolres yang benar-benar peduli dan konsisten mengawasi sikap, perilaku, dan kinerja bawahannya.

"Jadi, sekali lagi, harus selalu ada evalusi terutama terhadap personel yang sudah menunjukkan tanda tanda aneh. Para kapolres yang tidak peduli pada anak buahnya dan tidak mampu mengawasi sikap, perilaku dan kinerja bawahannya, harus segera dicopot dari jabatannya, sebelum anak buah berulah dan menjadi monster bagi masyarakat," pungkas Neta. (gir/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler