jpnn.com, GUNUNGKIDUL - Anggota SubBid Provos BidPropam Polda DIY, Bripka Heri Prasetyo menyisihkan tunjangan kinerja (tukin) tiap bulannya untuk mendirikan Taman Kanak-kanak (TK) Bumi Damai Indonesia di Dusun Krambil, Desa Girisekar, Kecamatan Panggang, Gunungkidul.
Tukin yang Bripka Heri terima tiap bulan sebesar Rp 2,7 juta untuk menghidupi TK Bumi Damai Indonesia sejak 2020 lalu. Pasalnya, sejak dia mendirikan TK itu tidak memungut biaya sepeser pun dari orang tua murid alias gratis.
BACA JUGA: 2 Polisi di Sumut Diduga Peras Warga, Irjen Panca Bereaksi, Propam Bergerak
"Uang tukin Rp2,7 juta untuk gaji empat guru sebesar Rp2 juta, sementara Rp700 ribu untuk operasional TK," ujarnya dalam siaran persnya, Jumat (30/6).
Sementara untuk gaji pokok, Heri serahkan ke sang istri Anggie. Dia mengatakan istrinya sangat mendukung dan juga tidak memberatkan kehidupan rumah tangganya.
BACA JUGA: Bripka Andry Menyerahkan Diri ke Propam Polda Riau, Langsung Dipatsus
"Alhamdulillah, istirahat saya juga bekerja," kata Heri.
Adapun pendirian TK gratis itu berawal dari aspirasi warga. Pria berumur 35 tahun itu memang suka blusukan ke desa-desa pelosok untuk membagikan sembako.
BACA JUGA: Bripka Andry Akhirnya Menyerahkan Diri ke Propam Polda Riau, Langsung Masuk Patsus
"Jadi, warga meminta untuk dirikan TK. Karena dari Dusun Krambil untuk menuju TK sangat jauh sekali dan harus menggunakan motor. Penduduk di sini mereka hanya bekerja sebagai buruh dan petani," tuturnya.
Kebetulan salah satu warga yakni Ngadilah (53), menawarkan rumahnya untuk digunakan sebagai sekolah TK. Dirinya menggunakan uang pribadi untuk membayar uang sewa sebesar Rp 5 juta untuk lima tahun ke depan.
"Ibu Ngadilah tidak meminta uang sewa, tetapi saya bersikeras untuk membayar uang sewa itu," kata.
Setelah membayar uang sewa, Heri langsung mencari tenaga pengajar. Kebetulan ada salah satu penduduk desa yakni Sugiati (52), bekas guru TK.
Sementara, Sugiati terenyuh dengan tekad Bripka Heri Prasetyo mendirikan TK Gratis di pelosok. Hal itu menggunggah dirinya untuk kembali mengajar anak-anak di Dusun Krambil.
"Karena warga di sini tidak memiliki motor untuk mengantarkan anaknya ke TK yang jauh sekali. Kedua, tidak memiliki biaya, rata-rata bapak di sini buruh atau ibunya ada yang menjadi asisten rumah tangga di kota," kata dia.
Dirinya membenarkan bahwa operasional untuk TK berasal dari tukin Bripka Heri.
Menurutnya sangat luar, ada seorang polisi berjiwa besar dengan menyisihkan gajinya untuk membangun pendidikan anak agar mereka ketika di sekolah dasar sudah bisa baca dan menulis.
"Alhamdulillah ketika lulusan dari TK ini, rata-rata yang rangking 1-10 lulusan TK Bumi Damai Indonesia," ujar dia.
"Saya sangat bangga dengan Bripka Heri yang mau datang ke pelosok tiap sepekan sekali datang menengok dan juga membantu kita mengajar," ujar Sugiati.
Nenek Ngadilah berharap sebidang tanah seluas 200 meter di samping TK Bumi Damai Indonesia yang dia wakafkan untuk segera dibangun sekolah. Menurutnya banyak yang ingin sekolah di sini karena gratis.
"Daripada disewa dibangun saja tak kasih tanah saya bilang begitu kasihan sama anak-anak biar lanjut di sini daripada ke mana-mana, tak kasih tanah daripada nyewa," kata Ngadilah.
Perempuan paru baya itu merasa bahagia ketika 2020 lalu, keinginan ada TK di dusunnya ini terwujud.
Ngadilah senang banyak anak-anak dari dusun sebelah juga bersekolah di sini.
"Kasihan mereka jauh untuk sekolah, apalagi tahun ini ada 30 anak yang mau mendaftar," tuturnya. (cuy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Propam Polda Riau Terus Mencari Keberadaan Bripka Andry
Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan