jpnn.com, DENPASAR - Briptu RCEN masih diperiksa Propam Polda Bali.
Belum tuntas penyidik Propam membongkar kasus mobil bodong yang melibatkan dirinya, lagi-lagi bintara asal Medan, Sumatera Utara, ini terlibat kasus pemerasan dan pengancaman terhadap seorang PSK yang membuka layanan booking order (BO) di aplikasi MiChat berinisial Mis, 21.
BACA JUGA: Wanita Cantik Ini jadi Korban Polisi RC, Parah, Rugi Semuanya
Hal inilah yang membuat penyidik Propam Polda Bali jengah dan memberondongnya dengan sejumlah pertanyaan untuk membongkar kasus-kasus pidana yang pernah dilakukannya.
Yang menarik, terus di bawah tekanan, mental Briptu RCEN langsung down.
BACA JUGA: Simpatisan FPI Ditangkap, Inilah Sosok FA
Seperti video yang diperoleh Jawa Pos Radar Bali, Briptu RCEN tidak lagi sesangar dan setegas ketika memerintah Mis untuk terus mengais rezeki dengan cara menjualnya tubuhnya.
Dalam video berdurasi 34 detik itu, mantan penyidik Subdit III Polda Bali yang kini bertugas di Unit Iden ini terlihat berlutut di hadapan seorang Paminal Bidang Propam Polda Bali.
BACA JUGA: Risma jadi Mensos, Lihat Rumah Dinas Wali Kota Surabaya
Ada lagi seorang polisi berpakaian serba hitam mengenakan masker sedang berdiri tak jauh di belakang Joey – sapaan akrabnya.
Dengan posisi menyamping di hadapan Joey, polisi berpakaian jins itu memarahi sembari menasihati Joey.
Ia sempat mengatakan kepada Joey jangan mengulangi lagi perbuatan pidana setelah bebas dari hukuman kode etiknya terkait mobil bodong itu.
Sayangnya, Briptu RCEN kembali berulah dan terlibat dalam kasus pemerasan dan pengancaman. Polisi senior itu sempat menanyakan, apa pangkat Joey, lalu jawab Briptu.
Kemudian Jeoy disanjung sebagai lelaki luar bisa lantaran telah berpangkat Briptu yakni Brigadir Polisi Satu, bintara tingkat dua di Kepolisian Republik Indonesia.
Polisi berpakaian preman itu kemudian mengatakan kalau Joey sudah memiliki anak dan perlu mengasihani anaknya.
Yang menarik, dalam video itu, Joey terus menangis sembari berlutut. Sesekali ia mengusap air mata dan bahkan menaruh tangan di lutut, sementara kepalanya menunduk seakan meminta belas kasihan.
Berdasar informasi di lingkungan Polda Bali, Briptu RCEN dipindahkan dari penyidik Ditreskrimum ke Unit Regiden Polda Bali lantaran terlibat mobil bodong.
"Seingat saya, nomor polisi dari mobil dipakai namanya yakni DH 703. Kasusnya sudah selesai dan mobil itu sudah dikembalikan ke pemilik. Saya lupa huruf belakangnya. Saya hanya ingat DK 703 itu saja," bisik sumber di lingkungan Polda Bali kemarin.
Briptu RCEN juga diketahui sombong dan belagu.
Dalam kasus mobil bodong, Briptu RCEN bahkan mengaku anak seorang jenderal yang bertugas di Mabes Polri. Dengan pengakuannya itu, dia leluasa melakukan aksinya.
"Dia sering mengaku anak perwira tinggi. Belakangan kita tahu bahwa dia ini hanya sebatas anak angkat. Tapi, perwira tinggi itu sudah pensiun,” bebernya.
Selain itu, Briptu RCEN juga bermasalah dengan Polwan Polres Jembrana.
Untuk diketahui, Briptu RCEN mengikuti tes di Bali, lalu melanjutkan pendidikan kepolisian di Lasikode, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Usai pendidikan, dia kemudian ditempatkan di Polda Bali.
"Dia orangnya munafik. Selalu begitu, menangis dan mambawa nama anak jika sedang bermasalah," paparnya.
Disinggung mengenai rumah tanggaya, Briptu RCEN belum cerai. Justru dia ditinggal istri karena kelakuannya memalukan keluarga.
"Dia ditinggal pergi oleh istrinya," bebernya.
Kabid Humas Polda Bali Kombes Syamsi mengatakan bahwa pengembangan yang dilakukan sebatas kasus yang dilaporkan oleh cewek MiChat saja.
"Saya tidak begitu tahu tentang latar belakangnya. Sebab pengembangan kasus ini pun tak sampai sejauh itu, baik mengenai siapa ortunya hingga menyangkut polwan di Jembrana. Dia memang pernah terlibat kasus mobil bodong, sih. Hanya itu saja setahu saya," katanya. (rb/dre/mus/JPR)
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti