jpnn.com - JAKARTA – Pemerintah Kota Medan dipastikan akan segera memeroleh bantuan sebanyak 30 unit bus dari Kementerian Perhubungan. Bantuan itu akan datang pada Januari 2014 mendatang. Bantuan diperoleh setelah Kota Medan ditunjuk sebagai pilot project program transportasi perkotaan berkelanjutan di Indonesia, atau Indonesia Sustainable Urban Transport Initiative (Indo Sutri).
Bus-bus tersebut rencananya akan digunakan sebagai Bus Rafid Transit (BRT) atau angkutan massal terintegrasi tiga kota. Yaitu Medan-Binjai, Medan-Lubuk Pakam dan Medan-Tanah Karo (Mebidagro).
BACA JUGA: Pemprov Jambi Endapkan Dana Rp 288 Miliar di Bank
“Untuk saat ini yang sudah disetujui tahap awal adalah koridor Medan-Binjai dan Medan-Lubuk Pakam dengan 30 unit BRT. Maunya kita ada penambahan dari Kemnhub menjadi 45 unit, agar BRT Medan-Tanah Karo dapat terlaksana segera mungkin,” ujar Pelaksana Tugas Pemko Medan Dzulmi Eldin, usai penandatanganan nota kesepahaman antara Kementerian Perhubungan, Pemerintah Provinsi Sumut dan Pemko Medan, di gedung Kemenhub, Jakarta, Kamis (5/12).
Menurut Eldin, pengoperasian BRT sudah dapat direalisasikan pada awal tahun 2014 mendatang dan diharapkan dapat mengurangi emisi gas rumah kaca di Kota Medan. “Kesadaran masyarakat untuk menggunakan angkutan massal ini juga menjadi harapan kita bersama agar aksi penurunan emisi gas rumah kaca dapat benar-banar terwujud,” ujarnya.
BACA JUGA: Ada 16 Jamur Raksasa di Bandara Sepinggan
Dzulmi yakin, dengan beroperasinya BRT masyarakat nantinya mau beralih ke angkutan massal. Apalagi ia berjanji angkutan tersebut akan dilengkapi pelayanan yang maksimal berupa rasa nyaman dan aman para pengguna.
“Begitu juga trotoar-trotoar untuk pengguna jalan kaki di Medan, akan lebih ditata. Sehingga masyarakat lebih nyaman dan aman dalam menggunakan transportasi umum,” katanya.
BACA JUGA: SBY Akan Resmikan Terminal Baru Bandara Sepinggan
Sementara itu Gubernur Sumatera Utara, Gatot Pudjonugroho, menyambut baik dipilihnya Kota Medan sebagai salah satu pilot project untuk program Indo Sutri. Ia berharap dengan adanya program ini, masyarakat yang berada di kota Medan sekitarnya, dapat lebih terlayani dari segi transportasi.
“Peningkatan mobilitas masyarakat mengakibatkan kemacetan lalu lintas di sejumlah wilayah. Belum lagi akibat kemacetan, sosial cost menjadi cukup tinggi. Karena waktu tempuh perjalanan terus bertambah, konsumsi bahan bakar kendaraan tinggi, biaya tarnsportasi melonjak naik. Rasa stress pengguna kendaraan juga dapat mengakibatkan kecelakaan pengguna jalan,” ujarnya.
Selain itu, selama ini kendaraan bermotor menurutnya juga berkontribusi besar terhadap peningkatan emisi gas rumah kaca. “Karena itu saya kira program ini sangat tepat dan Pemprovsu mendukung penuh aksi nasional guna turut menurunkan emisi gas rumah kaca ini,” katanya saat memberikan sambutan.
Sementara itu Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan, Leon Muhammad, mengatakan, Medan terpilih menjadi salah satu pilot project, setelah melalui proses seleksi yang cukup ketat. Menurutnya, tingkat mobilitas masyarakat di Medan dan sekitarnya, sangat tinggi. Karena itu kebutuhan transportasi massal menjadi kebutuhan yang cukup mendesak segera tersealisasi.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengumuman CPNS Diundur 21 Desember
Redaktur : Tim Redaksi