Brutal! ISIS Remukkan Kota Peninggalan Bangsa Assyria

Sabtu, 07 Maret 2015 – 06:22 WIB
Inilah sebagian patung kuno bangsa Assyrian yang jadi koleksi Museum Nasional Baghdad. Foto diambil pada 1 Maret 2015. Foto: Karim Kadim, File/AP Photo

jpnn.com - BAGHDAD – Aksi kasar kembali dipertontonkan militan Negara Islam alias Islamic State (IS), dulu ISIS atau ISIL.  Situs arkeologi Iraq diremukkan.

Pada Kamis (5/3) kelompok radikal itu menghancurleburkan Kota Nimrud. Padahal, kota yang kaya artefak dan peninggalan Bangsa Assyria tersebut merupakan salah satu situs warisan dunia versi UNESCO.

BACA JUGA: Video Pamer Payudara Ini Bikin Pemerintah Mesir Marah

Pemerintah Provinsi Nineveh melaporkan bahwa militan sempalan Al Qaeda Iraq itu membuldoser bangunan-bangunan bersejarah yang umurnya lebih dari satu milenium.

’’Menggunakan kendaraan-kendaraan berat milik militer, militan membuldoser Kota Nimrud di wilayah utara Iraq,’’ terang pemerintah provinsi dalam pernyataan tertulisnya.

BACA JUGA: Nyetir sambil Main Facebook, Ibu Ini Didakwa Hilangkan Tiga Nyawa

Kementerian Pariwisata dan Benda Purbakala Iraq menyatakan bahwa ISIS sengaja menantang dunia. Buktinya, mereka tetap nekat merusak situs bersejarah di Negeri Seribu Satu Malam tersebut.

’’Lewat aksi terbarunya ini, kelompok militan tersebut tidak memedulikan seruan masyarakat internasional dan tidak mengindahkan rasa kemanusiaan,’’ terang jubir kementerian.

BACA JUGA: Bu Guru Anita Berpose Aduhai, Tapi Masih Dibolehkan Mengajar

Sayangnya, kementerian maupun pemerintah setempat tidak memiliki data lengkap tentang aksi vandalisme ISIS. Mereka juga belum bisa memperhitungkan parahnya kerusakan di Nimrud. Tetapi, diduga, kerusakan Nimrud lebih parah ketimbang Kota Mosul yang beberapa waktu lalu juga menjadi sasaran aksi kriminal ISIS.

Sejak pekan lalu, menurut aparat, ISIS sudah sibuk memindahkan sejumlah truk ke Nimrud yang berjarak sekitar 30 kilometer di tenggara Mosul tersebut. Armada milik militer Iraq yang diambil paksa ISIS itu lah yang lantas menjadi sarana perusakan Nimrud. Beberapa saksi mata menyatakan bahwa kota kuno di tepi Sungai Tigris tersebut rusak parah.

’’Saya sangat kecewa. Kini semua hanya masalah waktu. Kita tunggu saja video (perusakan Nimrud). Ini sangat menyedihkan,’’ kata Abdulamir Hamdani, arkeolog Iraq dari Stony Brook University di Kota New York, Amerika Serikat (AS). Sebelum merusak situs bersejarah yang menjadi rumah patung-patung kolosal para dewa Bangsa Assyria itu, militan tersebut menyandera para penjaga.

ISIS melarang para penjaga Nimrud memasuki situs yang pada masanya terkenal dengan sebutan permata Era Assyria itu. Selain patung-patung berukuran raksasa dengan wujud banteng bersayap, Nimrud menjadi lokasi penemuan 603 harta karun Assyria. Yakni, permata, emas, bermacam-macam batu mulia, dan berbagai ornamen antik lainnya.

’’Mereka tampaknya memang berniat menghancurkan situs-situs bersejarah Iraq satu per satu,’’ papar Hamdani tentang aksi ISIS. Setelah Mosul dan Nimrud, menurut dia, militan tersebut akan melanjutkan aksinya di Kota Hatra.

Kota kuno yang konon berumur sekitar dua milenium itu juga masuk daftar situs warisan dunia versi UNESCO. Kuil-kuil cantik di sana mengawinkan budaya barat, helenistik, dan Romawi.

Seperti saat menghancurkan patung-patung kuno dan bangunan bersejarah di Mosul, kali ini ISIS juga beralasan menegakkan ajaran agamanya dengan membuldoser Nimrud. Sebab, patung-patung dewa tersebut rentan menjadi berhala.

Maka, agar tidak menyesatkan masyarakat, mereka menghancurkan patung-patung itu dan kuil-kuil kuno serta artefak-artefak berharga lainnya.

’’Situs tersebut bisa menguak teka-teki yang membayangi awal lahirnya peradaban modern. Maka, hancurnya situs-situs bersejarah di Iraq ini benar-benar kami sayangkan,’’ tandas Suzanne Bott, direktur proyek konservasi peninggalan bersejarah di Iraq dan Afghanistan.

Dosen ilmu arsitektur, perencanaan, dan arkeologi pada University of Arizona itu mengecam ISIS.

Pernyataan senada dipaparkan Jack Green, kurator Oriental Institute Museum pada University of Chicago. Dia menyebut aksi brutal tersebut sebagai ancaman bagi para arkeolog dan sejarawan. Sebab, situs-situs di Iraq itu merupakan mata rantai penting dalam perkembangan sejarah dan peradaban manusia. (AP/AFP/BBC/hep/c20/ami)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Maling Sembrono, Ikut Komentar di Facebook, Ketangkep deh..


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler