BSI Targetkan Masuk Top 3 Bank Syariah Dunia

Minggu, 14 Juli 2024 – 07:52 WIB
Direktur Utama BSI Hery Gunardi memaparkan materi dalam acara Diskusi Buku Mega Merger in The Pandemic Era. Foto dok. BSI

jpnn.com - JAKARTA - Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Hery Gunardi mengungkapkan keberhasilan pencapaian target Return on Equity (ROE) di atas 18%, dan masuk dalam Top 10 Global Islamic Banks dari sisi kapitalisasi pasar pada Maret lalu.

Hal ini didapat bank syariah pelat merah tersebut setelah merger tiga bank syariah milik Himbara (Himpunan Bank Milik Negara).

BACA JUGA: Selain BSI, Indonesia Dinilai Perlu Punya Bank Syariah yang Besar

"Pencapaian luar biasa ini berhasil diraih satu tahun lebih awal dari yang ditargetkan perusahaan, yakni pada 2025," kata Hery dalam keterangannya, Minggu (14/7).

BSI juga mampu memperbesar skala bisnis dan meningkatkan jumlah nasabah secara signifikan.

BACA JUGA: Erick Thohir Dinilai Sukses Perkuat Bank Syariah

Setelah merger, jumlah nasabah BSI meningkat lebih dari lima juta nasabah menjadi 20 juta pada Maret 2024.

"Alhamdulillah, merger ini membawa banyak berkah bagi BSI, terutama dari pertumbuhan aset yang dari tahun ke tahun mencapai dua digit, sedangkan industri hanya tumbuh satu digit," tuturnya.

BACA JUGA: Revitalisasi Asuransi Kredit, Indonesia Re-ReINDO Syariah Sharing Session dengan Jamkrida Jabar

Selain itu, pembiayaan dan dana pihak ketiga meningkat, pertumbuhan dan kinerja keuangan makin baik serta membuat BSI menjadi bank kelas menengah terbaik di Indonesia. Dengan berbagai capaian itu tak berlebihan BSI mengukuhkan visi untuk menjadi Top 3 Bank Syariah Global dari sisi kapitalisasi pasar dalam waktu 10 tahun mendatang.

“What's next, apa yang ingin dicapai oleh BSI? Kami telah menyusun rencana kerja selama sepuluh tahun, BSI masuk Top 3 bank syariah global dari sisi market cap,” ujar Hery.

Dia mengatakan BSI merupakan salah satu bentuk nyata dari aspirasi pemerintah dalam upaya peningkatan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia. BSI lahir dari keinginan besar pemerintah agar Indonesia memiliki bank syariah yang besar dan menjadi representasi kekuatan perbankan syariah di dalam negeri maupun global.

Menurutnya, kehadiran BSI harus bisa menjadi bank syariah yang modern, universal dan inklusif. BSI pun harus mampu menjangkau lebih banyak masyarakat di Tanah Air.

Indonesia merupakan salah satu negara dengan penduduk muslim terbanyak, tetapi sebelum hadirnya BSI, tidak ada bank syariah besar. 

Ketika melakukan merger tiga bank syariah milik Himbara, yaitu BRI Syariah, Mandiri Syariah, dan BNI Syariah, Hery mengaku menghadapi tantangan besar. Merger BSI berlangsung di saat pandemi Covid-19 melanda, tetapi di bawah kepemimpinannya hal itu dapat selesai sesuai jadwal yakni dalam tempo sebelas bulan.

"Saya menyadari bahwa mengawal proses merger dengan visi dan misi yang besar bukanlah tugas yang mudah. Tidak hanya itu, semua hal ini pun harus kami selesaikan dalam waktu yang relatif singkat dan dalam kondisi luar biasa, yaitu ketika pandemi Covid-19 sedang berlangsung," kata Hery. (esy/jpnn)


Redaktur : Mufthia Ridwan
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler