jpnn.com, JAKARTA - Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Republik Indonesia mengusulkan Mayjen TNI Roebiono Kertopati dinobatkan jadi pahlawan nasional.
Kepala BSSN Hinsa Siburian mengutarakan bahwa kebanyakan orang tidak begitu mengenal sosok Roebiono Kertopati.
BACA JUGA: Langkah Strategis BSSN dalam Pengamanan Siber KTT ASEAN 2023
Sangat sedikit referensi yang menjelaskan tentang sepak terjangnya dalam sejarah perjuangan pergerakan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“TNI Angkatan Darat banyak menulis tentang sejarah para anggotanya dalam perjuangan di Tanah Air, tapi tidak ada literatur tentang Roebiono Kertopati. Saya pun mengetahui sosok dan perannya setelah menjadi kepala BSSN,” kata Hinsa dalam Seminar Nasional ‘Bedah Juang Mayjen TNI dr. Roebiono Kertopati’ di Perpustakaan Nasional, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat (22/12).
BACA JUGA: Gandeng BSSN, Peruri Luncurkan CSIRT untuk Memperkuat Keamanan Siber
Hinsa menjelaskan bahwa Roebiono Kertopati adalah seorang dokter di Kementerian Pertahanan. Pada 4 April 1946 diperintahkan oleh Menteri Pertahanan saat itu untuk membentuk badan pemberitaaan rahasia bernama Dinas Code.
Lalu, pada tahun 1950 berubah namanya menjadi Jawatan Sandi. Kemudian, berubah lagi namanya menjadi Lembaga Sandi Negara pada 1972.
BACA JUGA: Berdedikasi Menjaga Keamanan Siber, MTM Terima Penghargaan dari BSSN
“Roebiono Kertopati memimpin berikut mengembangkan lembaga tersebut hingga akhir hayatnya pada 23 Juli 1984. Semangat tanpa pamrih dan integritas yang ditunjukannya dalam pengabdian kepada bangsa dan negara, menggerakan kami sebagai generasi penerus untuk mengusulkannya menjadi Pahlawan Nasional,” ujar Hinsa.
Roebiono Kertopati (11 April 1914-23 Juni 1984) adalah bapak persandian Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kareirnya dimulai dari seorang dokter pada Bagian B (intelijen) di Kementerian Pertahanan.
Ia juga dipercaya menjadi dokter kepresidenan di era Presiden Soekarno, juga turut andil dalam mengautopsi jenazah para Pahlawan Revolusi.
Pada 4 April 1946, ia ditunjuk untuk mendirikan sekaligus memimpin sebuah badan yang mengelola persandian nasional bernama Dinas Code oleh menteri pertahanan saat itu, Amir Syarifuddin.
Lalu, pada tahun 1950 berubah namanya menjadi Jawatan Sandi. Sampai kemudian, berubah lagi namanya menjadi Lembaga Sandi Negara pada tahun 1972.
Berbagai kegiatan militer dan politik negara yang selalu membutuhkan kerahasiaan komunikasi pemberitaan, sistem-sistem sandi buatannya terbukti efektif serta dapat diandalkan dalam pengamanan komunikasi. Baik di medan peperangan, perundingan-perundingan antara pemerintah RI dengan Belanda, pemerintah RI dengan PBB, di perbatasan, dan gerilya.
Sosok Roebiono Kertopati yang ‘berani tidak dikenal’, membuatnya dipandang ketat dalam menjaga kerahasiaan negara oleh insan persandian. Baginya, ‘kekhilafan satu orang saja cukup sudah menyebabkan keruntuhan negara’.
Sehingga, atas dasar perjuangannya tersebut selama tiga jaman (pasca kemerdekaan, orde lama, dan orde baru), serta dari sudut pandang ideologi dan sosial-politik dalam membangun, mengembangkan dan pemimpin persandian hingga akhir hayatnya selama 38 tahun, memperkuat usulan Roebiono Kertopati menjadi Pahlawan Nasional. (dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif