jpnn.com, JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara (BTN) Tbk semakin optimistis bisa memenuhi komitmen penyaluran kredit dari dana penempatan pemerintah dalam Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Dalam hal ini perseroan mendapatkan tambahan penempatan dana pemerintah sebesar Rp5 triliun, sehingga realisasi penempatan uang negara menjadi Rp10 triliun.
BACA JUGA: Luncurkan Batara Spekta, BTN Targetkan Raih Rp3,7 Triliun
Direktur Utama Bank BTN Pahala Nugraha Mansury mengatakan perseroan berkomitmen memenuhi target untuk menyalurkan pembiayaan hingga 3 kali lipat atau sebesar Rp30 triliun dari dana yang ditempatkan pemerintah.
"Dengan tambahan tersebut, maka target penyaluran kredit Bank BTN untuk program pemulihan ekonomi nasional menjadi Rp30 triliun," kata Pahala, Selasa (29/9).
BACA JUGA: Tawarkan Hunian dengan Kualitas Terbaik, Summarecon Kini Hadir di Bogor
Adapun porsi terbesar dari penyaluran pembiayaan tersebut ke sektor perumahan sesuai dengan core business Bank BTN.
Pahala menambahkan perseroan akan terus berupaya memaksimalkan ekspansi kredit dengan tetap memperhatikan pengelolaan risiko yang baik.
BACA JUGA: Sudah 94% Pasien Covid-19 di Pupuk Kaltim Selesai Isolasi Mandiri
"Dalam merealisasikan penyaluran kredit Bank BTN tetap memegang prinsip kehati-hatian agar rasio kredit bermasalah terjaga dan debitur juga tidak terbebani dengan cicilan di tengah kondisi pandemi Covid-19 seperti saat ini," terangnya.
Lebih lanjut, Pahala menjelaskan kredit kepada sektor properti yg disalurkan Bank BTN menyasar pada lebih dari 170 industri terkait di sektor pembangunan perumahan dan banyak menyerap tenaga kerja.
Sektor properti merupakan sektor yang banyak memanfaatkan bahan baku dari dalam negeri sehingga sektor inilah yang secara tidak langsung memperkuat ekonomi nasional, karenanya pada masa pandemi Covid-19 masih terus bergerak menyesuaikan diri.
"Bahan atau material yang digunakan untuk pembangunan rumah lebih dari 90 persen sudah diproduksi di Indonesia sehingga tentunya sektor ini cukup strategis. Ini menunjukkan adanya prospek dan juga kebutuhan atau permintaan yang masih sangat tinggi," tandas Pahala.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy