Sudah 94% Pasien Covid-19 di Pupuk Kaltim Selesai Isolasi Mandiri

Selasa, 29 September 2020 – 10:04 WIB
Petugas di salah satu gudang PT Pupuk Kaltim. Foto: dok. Pupuk Kaltim

jpnn.com, KALTIM - Keseriusan Pupuk Kaltim dalam penanganan pasien positif Covid-19 membuahkan hasil menggembirakan dengan tingkat kesembuhan mencapai 94 persen dalam kurun waktu sebulan.

Direktur Utama Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi menuturkan persentase kesembuhan didapati dari total pasien terkonfirmasi positif sebanyak 242 pasien di Bontang, di mana per 29 September 2020, sebanyak 228 orang telah selesai isolasi sekaligus menjalani perawatan.

BACA JUGA: Rahmad Pribadi Cerita Kisah Suksesnya kepada Para Milenial di Pupuk Kaltim

“Perawatan sisa 14 pasien terus dioptimalkan dan diharap segera sembuh dalam waktu dekat,” harap Rahmad.

Menurut Rahmad, seluruh pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di lingkungan Pupuk Kaltim berdasarkan diagnosa Polymerase Chain Reaction (PCR), yang diikuti seluruh karyawan dan keluarga, pascatemuan pertama pada Juli lalu.

BACA JUGA: Gagas Kawasan Inklusi Ramah Disabilitas, Pupuk Kaltim Raih Penghargaan AREA 2020

Total PCR mencapai 7.494 orang, terdiri dari tamu perusahaan, karyawan organik dan nonorganik, beserta keluarga.

“Jumlah pasien positif di lingkungan Pupuk Kaltim terbilang tinggi, karena seluruh karyawan dan keluarga diwajibkan PCR. Ini dilakukan agar potensi meluasnya virus di masyarakat bisa diantisipasi,” terang Rahmad.

BACA JUGA: Bukan Merokok, Ini Cara Ampuh Hilangkan Stres

Rahmad optimistis sisa pasien positif yang masih menjalani perawatan segera sembuh, sehingga lingkungan Pupuk Kaltim kembali zero Covid-19.

Dia juga mengapresiasi kinerja seluruh tim yang terlibat, baik Tim Crisis Center Covid-19 Pupuk Kaltim, Pemkot dan masyarakat Bontang, Pejuang Medis RS Pupuk Kaltim, serta Pejuang Covid-19, atas kerja sama optimal dalam penanganan pasien hingga pencegahan penularan virus secara maksimal.

Rahmad mengimbau agar karyawan dan masyarakat selalu menerapkan protokol kesehatan dengan baik, agar penularan virus bisa dicegah.

“Kesalahan terbesar adalah merasa tidak membawa virus, sehingga abai protokol kesehatan. Hal itu jangan sampai terjadi, karena disiplin protokol kesehatan menjadi salah satu cara memutus rantai penularan Covid-19,” seru Rahmad.

Kasus aktif Covid-19 dengan jumlah tertinggi terjadi pada awal September 2020, setelah Tim Crisis Center Covid-19 Pupuk Kaltim dan Tim Gugus Covid-19 Kota Bontang melakukan contact tracing terhadap kasus positif kurang dari 24 jam.

Berbagai upaya pencegahan telah dilakukan Pupuk Kaltim agar tak terjadi penambahan kasus, di antaranya mewajibkan penerapan protokol kesehatan secara ketat, pembatasan pergerakan.

Serta pengaturan jam kerja, medical check up, vaksinasi influenza dan pneumonia bagi seluruh karyawan, sterilisasi lingkungan kantor dan pabrik, serta kendaraan Perusahaan minimal satu kali dalam seminggu.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler