BTN Diharapkan Bisa Jadi Lokomotif Pemulihan Ekonomi Nasional di Kala Pandemi

Kamis, 28 Januari 2021 – 20:00 WIB
Plt Direktur Utama Bank BTN Nixon LP Napitupulu. Foto dok BTN

jpnn.com, JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara (BTN) Tbk pada 2021 ini diharapkan bisa menjadi lokomotif pemulihan ekonomi.

Wamen II BUMN Kartika Wirjoatmodjo menilai modal Bank BTN cukup kuat dalam bertahan dan survive bertahan di sektor pembiayaan properti tanpa perlu berubah menjadi bank yang universal.

BACA JUGA: Meriahkan HUT Ke-71, BTN Gelar Lomba dengan Hadiah Rp171 Juta

Buktinya, Bank BTN bisa tumbuh dan besar serta menjadi bank yang sehat dengan kapitalisasi pasar yang besar.

“Dalam periode recovery ini, selain memperbaiki kualitas kredit dan funding, bagaimana (caranya) juga bisa membangun transaction business yang kuat dimulai dari value chain mortgage yang menjadi core competence dari Bank BTN,” kata Kartika saat membuka Rapat Kerja Nasional BTN 2021 bertajuk 'Transformation to Achieve Sustainable Growth', Kamis (28/1).

BACA JUGA: Sebut Deddy Corbuzier Pansos kepada Dinar Candy, Aldi Taher: Cari Duit Sampai Begitu Amat

Kartika menilai kekuatan Bank BTN pada pembiayaan properti harus tetap diperluas pada ekosistem value chain mortgage maupun customer based.

“Integrasi antara mortgage driven growth dikaitkan dengan ekosistem mortgage saya rasa akan mendapatkan customer based yang stabil dan kemudian ekosistem dari developernya,” ungkap Kartika.

BACA JUGA: Sputnik-V Asal Rusia Diklaim jadi Vaksin Covid-19 Paling Lengkap

Menurut dia, bisnis bank BTN yang berpusat pada bisnis pembiayaan perumahan dapat berjalan asalkan tekun menangkap aliran transaksi dalam ekosistem perumahan.

“Namun saya menekankan untuk Current Account and Saving Account (CASA) di mana Bank BTN menargetkan sekitar Rp270 triliun pada road map, untuk itu transformasi cabang untuk menggalang CASA agar bisa mendapatkan funding flow yang sehat dengan cost yang lebih murah harus ditingkatkan. Jika kredit, CASA (dana murah) dan transaksi jalan, benar-benar BTN dapat tumbuh berkembang sehat dengan profitabilitas yang baik,” jelas Kartika.

Sementara, Plt Direktur Utama Bank BTN Nixon LP Napitupulu menjelaskan road map tersebut terdiri dari upaya peningkatkan low-cost funding sebesar dua kali lipat menjadi Rp270 triliun.

Kemudian mendorong keterjangkauan akses perumahan bagi lebih dari enam juta masyarakat Indonesia dan membangun one stop shop financial solution untuk bisnis terkait perumahan.

Selanjutnya BTN akan menjadi inovator digital dan home of Indonesia’s best talent serta membangun portofolio kredit yang berkualitas tinggi dan menurunkan rasio kredit macet.

“Roadmap tersebut kami susun dengan mempertimbangkan sejumlah faktor di antaranya pencapaian Bank BTN 2020 dan faktor makro ekonomi diantaranya prospek pertumbuhan ekonomi yang membaik dengan tingkat pertumbuhan 5,0%-5,5% dan proyek perumahan yang akan kembali berjalan serta adanya percepatan digital disruption yang didorong oleh virtual serta stay @home lifestyle,” papar Nixon.

Faktor ekonomi makro yang dimaksud Nixon, selain pertumbuhan ekonomi yang sudah membaik, adalah suku bunga acuan BI 7 Days Repo Rate yang tetap dipertahankan pada tingkatan yang akomodatif serta sektor riil yang kembali berdetak.

Hal ini akan membuat proyek pembangunan perumahan yang sebelumnya sempat tertunda khususnya perumahan segmen menengah atas akan kembali aktif, dan diharapkan sekitar 172 sektor turunan properti dapat kembali bergairah.

Sementara faktor pencapaian 2020, menurut Nixon, merupakan prestasi yang diraih Bank BTN dengan kerja keras akan menjadi fundamental penting dalam menentukan transformasi perseroan pada 2021.

Bank dengan kode saham BBTN ini mencatatkan sejumlah kinerja yang diproyeksikan positif selama 2020.

“2021, kami masih terus memperkuat inovasi dan digitalisasi karena target yang kami canangkan menyesuaikan visi Bank BTN. Adapun target tersebut di antaranya kredit dapat tumbuh sekitar 8 persen, DPK dapat ditingkatkan kurang lebih 10 persen sementara laba kita harapkan dapat menembus sekitar Rp3 triliun dan rasio coverage bisa menyentuh sekitar 125%,” jelas Nixon.

Sementara itu, Komisaris Utama Bank BTN, Chandra M Hamzah dalam raker memberikan arahan kepada BTNers untuk tunduk dan patuh dengan rambu-rambu dan peraturan yang ditetapkan regulator.

Selain itu juga harus memperbaiki kualitas aset kredit karena berdampak pada risiko reputasi dan risiko hukum, serta mempersiapkan fundamental perusahaan dengan lebih baik ketika stimulus Pemulihan Ekonomi Nasional berakhir.

Chandra mengingatkan agar BTNers senantiasa melaksanakan budaya AKHLAK dalam bekerja serta mematuhi prinsip 'Good Corporate Governance' (GCG) agar tidak ada fraud di BTN.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler