Obligasi tahapI senilai Rp 2 triliun merupakan bagian dari rencana obligasi berkelanjutan yang akan diterbitkan BTN dengan total mencapai Rp 4 triliun. Untuk obligasi tahap I, berjangka 10 tahun mendapatkan ratting idAA (Double A) dari PT Pefindo. Selain penerbitan obligasi, perseroan juga berencana melakukan secondary offering sebagai bagian dari upaya meningkatkan permodalan agar bisa terus melakukan ekspansi kredit.
Iqbal mengatakan rencana perseroan dalam menerbitkan saham baru atau rights issue masih dalam proses. Iqbal mengaku tidak khawatir meski saat ini kondisi pasar kurang baik. “Bagi kita semua proses tetap harus dilakukan,” kata Iqbal.
Namun, saat ditanya kapan BTN melakukan penerbitan tersebut, Iqbal masih melihat kapan waktu yang tepat. “Mengenai waktu kita lihat kapan memungkinkan baiknya dilakukan,” jelasnya.
Sebelumnya BTN berniat melepas saham baru hingga kepemilikan saham pemerintah akan terdilusi menjadi 60 persen. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, pemerintah menguasai 72,91 persen saham BTN, sementara publik memiliki 28,08 persen.
Pada bagian lain, Iqbal menjelaskan langkah BTN mengembangkan learning centre and assessment centre yang berlokasi di kantor pusat bank BUMN ini. Learning centre merupakan sarana untuk mengembangkan sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan yang disiapkan perusahaan.
“Learning center ini untuk mencetak SDM BTN yang lebih baik dan siap menghadapi tantangan bisnis. Perusahaan juga menyiapkan fasilitas pembelajaran dan menyediakan ruangan kelas dan fasilitas teknologi saat ini, ruang komputer, ruang multimedia, perpustakaan, minibank simulasi, dan ruang diskusi,” tegasnya.
Sepanjang kuartal I 2012, BTN berhasil membukukan pertumbuhan kredit sebesar 24,51 persen, aset tumbuh 30 persen, dana pihak ketiga tumbuh 33,67 persen, dan laba bersih tumbuh 27,66 persen.(ari)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kredit Maju Pesat, NPL Nyaris Nol Persen
Redaktur : Tim Redaksi