"Saya sangat senang hari ini perolehan laba kami sangat besar dan diikuti dengan DPK," kata Iqbal di Jakarta. Iqbal menjelaskan laba sebelum pajak Bank BTN mencapai Rp 1,5 triliun. Aset bank tercatat sebesar Rp 89 triliun, Iqbal makin optimistis untuk mencapai aset dan laba di atas Rp 100 triliun.
Menurut Iqbal, tahun ini juga perseroan telah memperbaiki komposisi kreditnya. Tercatat 2011, komposisi kredit BTN adalah 87,62 persen untuk kredit perumahan dan sisanya sebesar 12,38 persen untuk kredit non perumahan. "Komposisi ini berbeda dari tahun sebelumnya yakni untuk non kredit 9,05 persen," kata Iqbal. Diakuinya, strategi perseroan itu akan memperbaiki komposisi kredit BTN dan cukup membantu perseroan dalam melakukan pemetaan risiko bisnis.
Untuk pertumbuhan kreditnya, Bank BTN mencatatkan pertumbuhan 23,31 persen dibanding 2010. Pencapaian kredit sebesar Rp 63,6 triliun. Bank BTN, tambah Iqbal, memproyeksikan kredit yang diberikan perseroan akan tumbuh pada akhir tahun 2012. Meskipun ekspansi kredit terus tumbuh, kata Iqbal, Bank BTN mampu menjaga NPL kreditnya. NPL bank BTN per 31 Desember 2011 sebesar 2,75 persen. "Kami optimistis pertumbuhan kredit akan tetap dapat dikendalikan sesuai dengan prinsip prudential banking practise dan prinsip GCG yang baik," jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Iqbal juga mengaku cukup senang karena program rumah bersubsidi, Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) akan dimulai lagi pekan depan. Itu seiring dengan telah ditekennya perjanjian kerjasama BTN dengan Pemerintah (Kementerian Perumahan Rakyat) yang baru. "Komposisinya sekarang tidak 60:40 lagi seperti tahun lalu tetapi sudah 50:50 dengan Kemenpera," kata Iqbal.
Komposisi baru itu menyebabkan target tersalurnya dana FLPP menjadi berkurang. Tahun lalu, kata Iqbal ditargetkan mampu menyalurkan 200 ribu unit rumah. Tetapi, saat ini menjadi 16 ribu unit rumah. "Ada juga beberapa aturan baru dalam Perjanjian Kerjasama Operasional (PKO) yakni rumah yang bisa disalurkan diatas tipe 36 dengan harga tidak lebih dari Rp 70 juta," kata Iqbal. Dananya, kata Iqbal, berasal dari bank BTN Rp 500 miliar dan Rp 500 miliar dari Kemenpera. "Jadi, totalnya ada Rp 1 triliun," lanjutnya.
Untuk akad-akad kredit yang sudah terlanjur, Bank BTN tetap melayani. "Kami tetap menerima SP3K yaitu transaksi yang siap diakadkan dan jumlahnya diatas Rp 800 miliar, karena sudah dipilah-pilah, maka masih ada ruang untuk FLPP," tutur Iqbal. Pihaknya optimistis sampai April mampu mencapai target penyaluran 16 ribu unit rumah FLPP. (vit)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hatta Semakin Optimis MP3EI
Redaktur : Tim Redaksi