JAKARTA – Hubungan Indonesia dan Korea Selatan (Korsel) dalam kerjasama ekonomi semakin mesra. Kedua negara kemarin (28/2) melakukan pertemuan pertama Sekretariat Bersama (Sekber) untuk membicarakan perkembangan terbaru mengenai kemajuan yang telah terjadi di bidang ekonomi, terutama dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Indonesia (MP3EI).
”Dalam pertemuan pertama sekretariat bersama ini, kedua negara membahas perkembangan kerjasama dalam MP3EI, rencana kerja sekretariat serta capaian dari delapan ketua kelompok kerja yang telah terbentuk,” ujar Menko Perekonomian Hatta Rajasa usai menggelar pertemuan di kantornya.
Pertemuan itu dipimpin bersama oleh Menko Perekonomian Hatta Rajasa dan South Korea"s Minister of Knowledge Economy Hong Suk-woo. Hadir pula para ketua Kelompok Kerja Working Level Task Force (WLTF) Indonesia-Korsel dari instansi terkait. Kelompok kerja itu antara lain dalam bidang perdagangan dan investasi, kerjasama industri, energi dan sumber daya mineral, konstruksi dan infrastruktur, kerjasama lingkungan, pertanian kehutanan dan perikanan, industri pertahanan serta kebijakan publik dan pembiayaan untuk perkembangan.
”Dari laporan tersebut menunjukkan banyak kemajuan-kemajuan yang dicapai dari kelompok kerja. Di bidang investasi dan perdagangan sejak MP3EI, terlihat suatu kemajuan luar biasa,” kata Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN).
Hatta menyebutkan, volume perdagangan antar kedua negara meningkat sebesar 45,4 persen atau USD 26,6 miliar pada 2011, dari sebelumnya USD 18,3 miliar pada 2010. Pihaknya optimistis target sekitar USD 40 miliar pada 2014 dan USD 100 miliar pada 2020 bakal tercapai.
”Jadi ini yang kita kawal,” tandasnya. Saking agresifnya Korsel menanamkan modal di Indonesia, peringkat Negeri Gingseng itu melejit ke posisi lima dari total investasi yang masuk ke tanah air. Dari total investasi yang terlihat tersebut, menurut Hatta, semua on the track berjalan, misalnya Posco USD 6 miliar tahap pertama dan USD 6 miliar lagi di tahap kedua. Hankook sekitar USD 2 miliar, kemudian Petrochemicnal kompleks di Banten dan sekitarnya, serta masih banyak lagi investasi lainnya.
Sementara itu, dalam pertemuan itu Hatta menyampaikan capaian proyek-proyek dalam MP3EI. Konsep proyek dalam MP3EI telah menyelesaikan 94 proyek kegiatan ekonomi utama dan infrastruktur yang telah groundbreaking senilai Rp 490,5 triliun. Untuk tahun ini, pemerintah menargetkan groundbreaking 84 proyek dengan total investasi Rp 536,3 triliun.
Hanya saja, berbagai pekerjaan rumah untuk mendorong implementasi MP3EI menanti untuk dibereskan. Kepastian waktu dan kemudahan proses perizinan untuk proyek-proyek MP3EI pun menjadi prioritas. Disebutkan, sebanyak 22 regulasi telah direvisi, 18 sedang proses revisi, 33 lainnya mengatri untuk direvisi.
Hatta optimistis proyek-proyek dalam MP3EI bakal mengantarkan Indonesia sejajar dengan negara-negara maju. Dalam situasi perekonomian Eropa dan Amerika Serikat yang tengah diterpa krisis saat ini saja misalnya, pemerintah sangat yakin dengan perkembangan ekonomi Indonesia ke depan yang tetap positif. Hal ini lantaran ketergantungan Indonesia terhadap perekonomian global semakin kecil, sehingga kepercayaan negara lain terhadap Indonesia naik. Pada 2014, pendapatan perkapita masyarakat ditargetkan mencapai USD 4.800 – USD 5.000. Bisa mendorong Indonesia di urutan ke 14 tingkat perekonomian dunia.
Hatta menambahkan, pertemuan itu juga membahas mengenai pembentukan kantor Sekber untuk mendorong kerjasama yang sudah terjalin hingga saat ini. ”Joint Secretariat ini untuk membantu Komite Perluasan dan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (KP3EI). Khusus untuk Korea, proses investasinya di Indonesia dipercepat,” terang Hatta. Hasil dari pertemuan ini akan dibawa pada pertemuan tingkat pejabat tinggi Indonesia-Korea atau Senior Official Meeting (SOM) pada 27 Maret 2012. (lum)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemanfaatan Panas Bumi Belum Maksimal
Redaktur : Tim Redaksi