Bu Airin jadi Orang Pertama yang Terima Buku Pedoman Perubahan Perilaku Penanganan Covid-19

Sabtu, 17 Oktober 2020 – 12:43 WIB
Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany. Foto: diambil dari covid19goid

jpnn.com, JAKARTA - Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany menjadi orang pertama yang menerima buku Pedoman Perubahan Perilaku Penanganan Covid-19 yang diterbitkan oleh Satgas Penanganan Covid-19.

Airin mengatakan, sejatinya masyarakat sudah mengetahui perilaku 3M yaitu memakai masker, menjaga jarak hindari kerumunan, dan mencuci tangan pakai sabun di air mengalir.

BACA JUGA: Satgas Covid-19 Luncurkan Buku Pedoman Perubahan Perilaku

Namun, pengetahuan tentang protokol kesehatan dengan mematuhi dan menerapkan perilaku untuk selalu 3M di masa pandemi Covid-19 itu dalam kehidupan sehari-hari, masih menjadi pekerjaan rumah bersama.

Dalam talk show di Media Center Satgas Covid-19 Graha BNPB Jakarta pada Jumat (16/10) sore, Airin menceritakan pengalamannya selama tujuh bulan memimpin masyarakat dalam situasi pandemi.

BACA JUGA: Satgas Covid-19 Minta Pesantren Sediakan Ruang Isolasi

BACA JUGA: Satgas Minta Masyarakat Paham soal Istilah Medis Seputar Covid-19, Jangan Tersesat

Kedisiplinan masyarakat menerapkan protokol kesehatan itu seharusnya menjadi kebutuhan bukan lagi kewajiban karena perintah undang-undang.

"Kalau sudah jadi kebutuhan, ada atau tidak ada polisi dan tentara, masyarakat tetap pakai masker. Bukan karena ada razia masker baru pakai," kata perempuan berusia 44 tahun itu.

Airin menjelaskan masyarakat sudah tahu 3M dan seperti apa menuju tatanan adaptasi kebiasaan baru.

Namun, bagaimana menjalankan pengetahuan tentang protokol kesehatan sebagai kebutuhan dan kebiasaan ini yang perlu dilakukan.

Menurut Airin, menjadi tugas besar bersama di lapangan agar masyarakat mengubah perilaku dengan terbiasa menerapkan protokol kesehatan.

"Ini PR (pekerjaan rumah) di lapangan agar masyarakat bisa terbiasa. Semoga buku yang disusun ini bisa memudahkan masyarakat dalam menerapkan kebiasaan baru ini," kata Airin.

Deputi Bidang Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Lilik Kurniawan mengatakan buku ini ditunggu masyarakat sebagai acuan bersama dalam menerapkan perubahan perilaku di masa pandemi.

Lilik menjelaskan mulai dari bulan Maret sampai Oktober 2020 ini banyak perubahan yang berbeda-beda sehingga membingungkan masyarakat.

Organisasi-organisasi masyarakat dan sejumlah lembaga membuat buku acuan tersendiri yang pemahamannya agak berbeda.

Akibatnya, ketika sosialisasi masyarakat menjadi bingung.

"Maka buku ini yang ditunggu-tunggu sebagai acuan semua dari Sabang sampai Merauke, termasuk kami di BNPB," ujar Lilik.

Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19 Dr. Sonny Hari B. Harmadi, selaku tim penyusun buku Pedoman Perubahan Perilaku Penanganan Covid-19 mengatakan, perbedaan persepsi yang muncul saat membahas strategi penanganan bersama tim pakar.

Ia membayangkan perbedaan yang sama pun bakal dialami masyarakat. Guna menghindari itu, Sonny melanjutkan buku pedoman perubahan perilaku ini hadir untuk menyamakan persepsi.

"Makanya persepsi harus disamakan, terutama bagi para pengambil kebijakan. Kami berkesimpulan perlu menyusun buku pedoman perilaku yang baku dan berlaku untuk semua," ujar Dr. Sonny.

Sonny menjelaskan secara singkat isi buku saku ini berisi seputar perubahan perilaku. Apa dampaknya dan syaratnya.

Buku ini melibatkan para pakar dari berbagai bidang disiplin ilmu seperti pakar kesehatan, sosiolog, antropolog, hingga ahli bahasa.

Sonny menjelaskan keterlibatan ahli bahasa dalam buku ini agar pesan yang disampaikan mudah diterima masyarakat.

"Bagaimanapun juga bahasa menjadi penting sebagai media komunikasi karena orang akan paham dengan menggunakan bahasa yang tepat," kata Sonny. (stpc19/ahm/yoy)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler