Bu Jenderal jadi Sorotan

Jumat, 28 Agustus 2015 – 05:12 WIB
Brigjen Pol Basaria Panjaitan. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Pansel calon pimpinan (capim) KPK diharapkan memperhatikan integritas sebagai bahan penilaian. Menurut Koalisi Masyarakat Anti Korupsi, salah satu acuan integritas itu bisa dilihat dari kepatuhan pelaporan harta kekayaan para capim.

Peneliti dari Transparancey International Indonesia Agus Sarwono mengatakan, calon yang didorong institusi asalnya perlu mendapatkan catatan. Sebab beberapa di antara mereka ternyata tidak patuh terhadap laporan LHKPN.

BACA JUGA: Ingat, Bro! Pemerintah Tak Akan Terbitkan Regulasi buat Gojek

Sebut saja Basaria Panjaitan. Perempuan berpangkar brigjen pol itu ternyata baru sekali melaporkan asetnya ke Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN).

Klik di sini: Warning dari Pak Buwas: Salah Pilih Capim KPK, Pansel Bisa Dipenjara

BACA JUGA: BEKraf Siap Dampingi Tuntut Animator Malaysia

Begitu pula, Yotje Mende yang baru sekali melaporkan LKPN pada 2007. Padahal pria yang baru saja pensiun dari Polri itu beberapa kali menjabat posisi strategis, termasuk dua kali menjadi Kapolda. Alasan yang dikemukakan Yotje saat diklarifikasi pansel KPK juga tidak logis.

Dia mengaku tidak punya banyak waktu mengisi LHKPN. Sewaktu menjadi Kapolda Kepulauan Riau, dia mengaku menerima form LHKPN menjelang mutasi. Begitu pula saat menjabat Kapolda Papua. Padahal, dia bisa berinisiatif mengisi LHKPN dengan download formulir di situs KPK.

BACA JUGA: Bekali Penyidik Kemampuan Tuntaskan Pidana Pilkada

Calon dari kejaksaan juga sama saja, yakni Sri Harijati. Dia juga baru sekali melaporkan LHKPN. Padahal dalam wawancara pansel, Sri diketahui sering mendapatkan promosi jabatan.

''Ketidakpatuhan melapor LHKPN itu menunjukkan kurangnya komitmen membangun integritas. Bahaya kalau yang begitu dipaksa untuk diloloskan,'' jelas Agus.

Sementara itu, Erwin Natosmal Oemar dari Indonesia Legal Rountable (ILR) mengatakan, sebenarnya sejumlah tokoh tidak layak masuk hingga 19 besar. Pansel dinilai berjudi dengan meloloskan sejumlah nama yang jelas hasil trackingnya bermasalah.

''Saya tak mau menyebut nama-namanya agar tak mengganggu pansel. Tapi, teman-teman media yang mengikuti wawancara pasti bisa tahu siapa saja orangnya,'' terangnya.

Erwin melihat hampir 90 persen capim yang mengikuti wawancara kemarin memiliki perspektif yang sama terhadap KPK. Oleh karena itu jika mereka terpilih, maka tidak bisa memberikan warna yang berbeda terhadap lembaga antirasuah tersebut. (dyn/gun/nw)

 

 

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ciee... Ciee… Tahanan KPK Ini Pamer Kemesraan Usai Digarap Penyidik


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler