jpnn.com - JAKARTA - Brigjen Pol. Basaria Panjaitan lolos ke tahap akhir seleksi calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Nama perempuan kelahiran Pematangsiantar, 20 Desember 1957, itu termasuk yang akan diserahkan Presiden Jokowi ke DPR, hari ini (2/9).
Basaria bersama tujuh kandidat lainnya nantinya menjalani uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) di Senayan. Komisi III DPR yang akan memutuskan empat dari delapan nama yang diajukan presiden, untuk menjadi pimpinan lembaga antirasuah itu.
BACA JUGA: Rieke Tagih Janji Jokowi dalam Piagam Perjuangan Marsinah
Delapan nama yang lolos ke Senayan itu diplot di empat bidang. Pertama, Bidang Pencegahan yakni Staf Ahli Kepala BIN Saut Situmorang dan Direktur Trade Union Center, Dosen Unika Atmajaya, Surya Tjandra.
Kedua, Bidang Penindakan yakni Hakim Ad hoc Tipikor Pengadilan Jakpus Alexander Marwata dan Widyaismara Madya Sespimti Polri Brigjen Basaria Panjaitan.
BACA JUGA: Astaga, Dari 23 Daerah Pilkada di Sumut, Cuma 1 yang Aman
Ketiga, Bidang Informasi dan Data yakni Kepala Lembaga Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Agus Rahardjo dan Direktur Direktorat Pembinaan Jaringan Kerjasama Antarkomisi dan Instansi KPK, Sujanarko.
Keempat, Bidang Pengawasan Internal Pengaduan Masyarakat yakni Plt pimpinan KPK Johan Budi SP dan Lektor Fakultas Hukum Unhas Laode Muhammad Syarif.
BACA JUGA: Desa Bergerak Menuju Swasembada Pangan
Wakil Ketua Komisi III Mufcahri Harahap mengaku kaget dengan keputusan Pansel capim KPK itu. Menurutnya, nama-nama yang lolos ke Senayan itu banyak yang tidak dikenal publik. "Secara pribadi, menurut saya nama-nama itu jauh dari perkiraan publik. Beberapa yang populer, reputasinya sudah teruji, malah tidak lolos," ujar Mulfachri kepada JPNN kemarin (1/9).
Politikus PAN itu tidak menyebut nama yang dimaksud, namun nama setenar Jimly Asshiddiqie termasuk salah satu yang terpental.
Meski demikian, Mulfachri mengatakan, dirinya tetap berpikir positif bahwa delapan nama itu merupakan hasil seleksi bertahap yang digelar pansel.
Bagaimana dengan sosok Basaria Panjaitan? Mulfachri mengaku terkejut. Menurutnya, baru kali ini ada perempuan yang bisa lolos tahapan seleksi calon bos KPK, masuk ke tahap penentuan di Senayan.
"Sepanjang yang saya tahu, ini pertama kali ada wanita yang lolos sampai ke tahapan presiden diusulkan ke DPR," ujarnya.
Apakah kenal secara pribadi dengan Basaria? "Saya tidak kenal dan juga tidak tahu track recordnya. Itu nanti kami dalami rekam jejaknya saat fit and proper test. Tapi saya harus berpikir positif, bahwa mereka inilah yang terbaik menurut pansel," imbuh Mulfachri.
Jika nantinya lolos, bisa dibilang Basaria bakal menduduki jabatan paling strategis di KPK. Pasalnya, galak tidaknya lembaga antirasuah itu, sangat ditentukan Bidang Penindakan.
Basaria tercatat pernah menjabat sebagai Kepala Bagian Reserse Narkoba Polda NTB (1997-2000), Kepala Bagian Reserse Narkoba Polda Jawa Barat (2000-2004), Direktur Reserse Kriminal Polda Kepulauan Riau (2006-2008) dan Kepala Pusat Provos Divisi Profesi dan Pengamanan Polri pada tahun 2009. Sejak tahun 2010 hingga sekarang, dia menjabat sebagai Widyaiswara (pengajar) Madya Sespim Polri.
Basaria merasa perjalanan karirnya itu cukup menjadi bekal dirinya menjadi pimpinan KPK. Bahkan menurutnya, tantangan yang dihadapi memberantas narkoba, lebih keras dibanding menghadapi koruptor.
"Kalau dikatakan keras atau tidak keras, orang di bidang korupsi tidak lebih keras dari narkoba. Saat (bertugas) di narkoba, banyak bajingan, latar belakangnya segala macam," ujar Basaria saat mengikuti tahap wawancara calon pimpinan KPK, Senin (24/8). (sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Revisi UU Persaingan Usaha mandek, Politikus Golkar Curiga
Redaktur : Tim Redaksi