Napak Tilas Proklamator di Bangka

Bu Mega: Kalau Jalan Jangan Ingat Pacar Dulu

Kamis, 09 Februari 2017 – 17:45 WIB
NAPAK TILAS: Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (berkemeja biru) saat melepas rombongan Napak Tilas Jejak Sang Proklamator di Pangkalpinang, Bangka Belitung, Kamis (9/2). Foto: DPP PDIP for JPNN.Com

jpnn.com - jpnn.com - Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri berkunjung ke Bangka Belitung. Salah satu agendanya adalah melepas rombongan napak tilas jejak duet Proklamator RI Bung Karno dan Bung Hatta di Bangka.

Inisiator kegiatan napak tilas itu adalah Banteng Muda Indonesia (BMI) Bangka Belitung. Mereka membawa ratusan anak muda dari Jakarta untuk kegiatan bertitel Napak Tilas Jejak Sang Proklamator.

BACA JUGA: Hasto Sebut Relawan Ahok Wujud Pergerakan Rakyat Sejati

Rombongan dilepas di Pangkalpinang, Kamis (8/2), untuk kemudian menapaktilasi jejak-jejak Bung Karno dan Bung Hatta hingga rumah pengasingan di Bukit Menumbing dan Rumah Ranggam di Muntok, Bangka Barat.

Megawati saat melepas rombongan Napak Tilas Jejak Sang Proklamator mengatakan, dulu Bung Karno diasingkan di lokasi yang terisolasi agar tidak bisa lari. Akses menuju tempat pengasingan Bung Karno di Bukit Menumbi pun sempit dan dipenuhi semak belukar.

BACA JUGA: PDIP-PD Panas di Jakarta, Bagaimana di Daerah? Ternyata

Karenanya, Presiden RI Kelima itu juga berpesan ke peserta napak tilas agar menghayati penderitaan Proklamator RI ketika diasingkan di Bangka. “Nanti adik-adik rasakan di sana, bagaimana rasanya dibuang dari keluarga. Adik-adik nanti coba, rasaakan. Semoga kuat. Nanti dari Muntok jalan kaki ke menumbing, ini berjuang juga," katanya.

Lebih lanjut Megawati mengatakan, Indonesia setelah proklamasi 17 Agustus 1945 tak serta-merta sepenuhmya merdeka. Sebab, Belanda masih terus merongrong keinginan Indonesia menjadi bangsa yang sepenuhnya merdeka.

BACA JUGA: Jleb, Hasto Baca Puisi Kusajikan untuk Sang Mantan

Buktinya, Bung Karno dan Bung Hatta ditangkap untuk diasingkan. Padahal, sambung Megawati, usia pemerintahan Indonesia masih seumur jagung.

Megawati meminta peserta napak tilas benar-benar menghayati perjuangan duet Proklamator RI saat diasingkan. "Makanya nanti kalau jalan, jangan ingat pacar dulu. Jangan, 'oh iya saya belum Twitter'. Tapi coba bayangkan betapa susah payahnya kita merdeka. Merdeka itu tak mudah," tegasnya.

Pada kesempatan sama, kader PDIP yang juga Gubernur Banten Nonaktif Rustam Effendi dalam kesempatan itu mengatakan, Bung Karno dan Hatta telah mengajarkan banyak hal tentang spirit kebangsaan dan bernegara. Kedua tokoh besar itu telah menancapkan pilar nasionalisme Indonesia.

"Mari bergurulah pada guru nasional terbaik yang pernah dimiliki Indonesia. Telusuri dan resapi jejak beliau supaya bisa memberikan yang terbaik bagi bangsa Indonesia," kata Rustam Effendi.

Sedangkan Ketua BMI Provinsi Bangka Belitung Irham menjelaskan, ada 1000 lebih anak muda yang mengikuti kegiatan itu. Pesertanya ada yang masih pelajar, mahasiswa, seniman, hingga petani dan nelayan.

Menurut Irham, kegiatan itu bertujuan menggugah nasionalisme kalangan muda. "Selama ini kami banyak sibuk dengan media sosial. Hari ini kami tunjukkan bahwa perjuangan tidak ketawa dan foya-foya, tapi perjuangan meneteskan darah dan air mata," tegasnya.(ysa/rmo/jpg) 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tensi di DKI Meninggi, Ini Tawaran PDIP ke Partai Lain


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler